Sri Mulyani Ungkap Daftar Insentif yang Selamatkan Kelas Menengah RI

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
30 August 2024 16:05
Menko Perekonomian periode 2014, Chairul Tanjung; Menko Perekonomian periode 2015-2019, Darmin Nasution ; Menko Perekonomian periode 2001-2004, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti; Menko Perekonomian periode sekarang Airlangga Hartarto; Menko Perekonomian periode 2008 Sri Mulyani; dan Menko Perekonomian 2004-2005 Aburizal Bakri saat hadir diacara Dialog Ekonomi HUT ke 58 Kemenko Perekonomian di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, (27/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menko Perekonomian periode 2014, Chairul Tanjung; Menko Perekonomian periode 2015-2019, Darmin Nasution ; Menko Perekonomian periode 2001-2004, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti; Menko Perekonomian periode sekarang Airlangga Hartarto; Menko Perekonomian periode 2008 Sri Mulyani; dan Menko Perekonomian 2004-2005 Aburizal Bakri saat hadir diacara Dialog Ekonomi HUT ke 58 Kemenko Perekonomian di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, (27/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kelas menengah punya peran strategis untuk mendorong perekonomian. Oleh karena itu, dia menuturkan pemerintah telah memberikan beberapa program untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok kelas menengah.

Adapun, insentif yang telah dikucurkan pemerintah a.l. program Perlinsos, pemberian subsidi dan kompensasi, insentif perpajakan seperti insentif PPN DTP untuk pembelian rumah, pemberian Bantuan Iuran kesehatan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga jaring pengaman seperti kartu prakerja sebagai jaminan kehilangan pekerjaan.

"Semoga berbagai program ini tak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan kelompok menengah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan," kata Sri Mulyani dalam Dialog Ekonomi yang diadakan oleh Kemenko Perekonomian.

Menurut Sri Mulyani, dukungan untuk kelas menengah ini memerlukan kesepakatan dan komitmen, serta konsistensi politik. Ini telah dilakukan dan harus terus dilakukan.

Kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan jumlah sejak lima tahun terakhir. Mayoritas dari mereka turun kelas hingga membuat jumlah masyarakat yang rentan miskin membengkak drastis.

Mengutip catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk pada 2019. Lalu, pada 2024 hanya tersisa menjadi 47,85 juta orang atau setara 17,13%. Artinya, sebanyak 9,48 juta penduduk kelas menengah turun kelas.

"Bahwa memang kami identifikasi masih ada scarring effect dari Pandemi Covid-19 terhadap ketahanan dari kelas menengah," ucap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR terkait RAPBN 2025, Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Berlainan dengan data jumlah kelas menengah yang anjlok, data kelompok masyarakat kelas menengah rentan atau aspiring middle class malah naik, dari 2019 hanya sebanyak 128,85 juta atau 48,20% dari total penduduk, menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% dari total penduduk.

Demikian juga dengan angka kelompok masyarakat rentan miskin yang ikut membengkak dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang atau 20,56% menjadi 67,69 juta orang atau 24,23% dari total penduduk. Artinya, banyak golongan kelas menengah yang turun kelas kedua kelompok itu.

Sementara itu, kelompok miskin juga mengalami kenaikan tipis dari 2019 sebanyak 25,14 juta orang atau setara 9,41% menjadi 25,22 juta orang atau setara 9,03% pada 2024. Sedangkan kelompok atas juga naik tipis dari 2019 sebanyak 1,02 juta orang atau 0,38% menjadi 1,07 juta orang atau 0,38% dari total penduduk pada 2024.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Berpesan ke Dunia, RI Siap Jadi Negara Maju!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular