Wow, Setengah Investasi RI Ditopang Oleh Nikel

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
29 August 2024 17:25
(Kiri-Kanan) Ketua Bidang Kampanye Positif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Edi Suhardi, Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Bara Krishna Hasibuan menyampaikan pemaparan dalam acara Trade Corner Special Dialogue di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: (Kiri-Kanan) Ketua Bidang Kampanye Positif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Edi Suhardi, Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Bara Krishna Hasibuan menyampaikan pemaparan dalam acara Trade Corner Special Dialogue di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pertambangan Nikel Indonesia (APNI) menilai realisasi investasi di Indonesia beberapa tahun belakangan ini didorong oleh sektor komoditas nikel. Hal tersebut bukan tanpa sebab, mengingat Indonesia sendiri merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.

Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan sektor nikel menjadi salah satu kontributor terbesar dalam hal realisasi investasi. Setidaknya, dari laporan realisasi investasi 2023 sebesar Rp 1.200 triliun 2023, sektor nikel telah menyumbang investasi sebesar Rp 523 triliun.

"Data realisasi investasi menurut laporan 2023, ada target Rp 1200 triliun, saya bangga Rp 523 triliun itu dari nikel. Itu di tahun 2023. Di 2024, realisasi investasi setengah dari target itu dari nikel, itu kebanggaan luar biasa," kata Meidy dalam acara Trade Corner Special Dialogue CNBC Indonesia di gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Oleh sebab itu, ia berharap pada pemerintah baru dapat mengakomodir kepentingan para pengusaha di sektor ini sebelum mengeluarkan kebijakan baru. Sehingga investasi di sektor nikel tetap dijaga keberlangsungannya.

"Jika pengusaha tidak melakukan kegiatan, negara juga yang rugi, yang tidak mendapatkan penghasilan dari pendapatan pajak maupun royalti," kata dia.

Sebagaimana diketahui, nikel saat ini merupakan salah satu komoditas terpenting bagi negara. Pasalnya, nikel menjadi primadona karena permintaan global yang meningkat, terutama untuk bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).

Sebagai informasi, Indonesia diketahui memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah. Salah satunya yakni sumber daya alam berupa nikel. Bahkan, cadangan nikel RI merupakan terbesar di dunia.

Berdasarkan data yang tercantum di dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023, tercatat total cadangan bijih nikel RI mencapai 5,3 miliar ton, tepatnya 5.325.790.841 ton.

Sementara, produksi bijih nikel Indonesia sepanjang 2023 mencapai 175 juta ton, tepatnya 175.617.183 ton. Artinya, apabila rata-rata produksi bijih nikel dipatok sebesar 175.617.183 ton per tahunnya, maka sisa umur cadangan nikel diperkirakan akan bertahan hingga 30 tahun ke depan apabila tak ada temuan baru.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Nikel RI Punya Prospek "Besar" di 2025, Tapi Ada Syaratnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular