Ekonom Blak-Blakan Soal Fakta di Balik Kelas Menengah 'Turun Kasta'

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
29 August 2024 10:05
Potret Pekerja Jakarta Usai Putusan Kenaikan UMP 2024. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Potret Pekerja Jakarta Usai Putusan Kenaikan UMP 2024. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom menilai banyaknya kelas menengah yang turun ke kelas ekonomi yang lebih rendah disebabkan oleh perubahan struktur pekerja di Indonesia. Perubahan struktur pekerja itu disebabkan oleh belum pulihnya industri di Indonesia dari efek pandemi Covid-19 dan perkembangan digitalisasi.

"Ada fenomena baru di mana peningkatan pekerja sektor informal itu meningkat," kata Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo dikutip Kamis, (29/8/2024).

Banjaran mengatakan sektor informal yang banyak digeluti oleh kelas menengah saat ini di antaranya ojek online dan berdagang di e-commerce. Menurut dia, perkembangan digitalisasi ini sebenarnya bagus karena membuka lapangan kerja baru. Namun, dia ragu pergeseran ini menunjukan peningkatan produktivitas pekerja di Indonesia.

Banjaran membandingkan kondisi pekerja di Indonesia dan negara lain seperti Singapura atau China. Dia mengatakan di dua negara itu, sektor informal berbasis digital hanyalah sebagai pekerjaan sampingan. Mereka menggeluti pekerjaan itu untuk menambah pendapatan.

"Itu sebetulnya bagian dari kita meningkatkan inflow atau income lebih dari satu, di situ yang saya belum lihat bisa didorong di Indonesia," kata dia.

Banjaran menduga banyaknya pekerja informal di Indonesia terjadi justru karena belum pulihnya beberapa sektor industri dan perdagangan setelah pandemi Covid-19. Belum pulihnya sektor itu, kata dia, membuat pendapatan masyarakat khususnya kelas menengah menjadi tertekan.

"Kami menduga tertekannya kondisi kelas menengah tidak terlepas dari scaring effect pandemi," kata dia.

Sebelumnya, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa kelas menengah di Indonesia makin rentan selama 10 tahun terakhir. Hal itu tercermin dari modus pengeluaran penduduk kelas menengah yang cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan dan semakin mendekati batas bawahnya.

"Kalau kita lihat dari modus kelas menengah dari batas bawah dan batas atas, memang sebagian besar penduduk kelas menengah cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan kelas menengah bawah," ucap Amalia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Selain modus pengeluaran yang membuat kelas menengah rentan turun, Amalia juga mencatat sebetulnya kelas menengah di Indonesia terbukti terus mengalami penurunan jumlah sejak lima tahun terakhir. Mayoritas dari mereka turun kelas hingga membuat jumlah masyarakat yang rentan miskin membengkak.

"Bahwa memang kami identifikasi masih ada scarring effect dari Pandemi Covid-19 terhadap ketahanan dari kelas menengah," kata dia.


(Rosseno Aji Nugroho/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Nyata Covid Bawa Untung Buat Segelintir Warga RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular