
Daftar Negara yang Suplai Senjata ke Hizbullah

Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi Hizbullah Lebanon semakin sering diperbincangkan. Hal ini disebabkan ketegangan kelompok pro Iran itu dengan Israel, dengan sejumlah pihak memperkirakan pecahnya perang antara keduanya.
Ketegangan antara keduanya pecah setelah perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober. Hizbullah kemudian telah menyatakan solidaritas dengan Hamas melalui aksi militer menyerang Negeri Zionis.
Hizbullah telah berkembang menjadi milisi paling kuat di Timur Tengah dan sekutu terpenting Iran. Kelompok ini mengklaim memiliki 100.000 pejuang dan disebut-sebut Tel Aviv mempunyai 70.000 roket dan rudal, termasuk rudal jarak jauh dan rudal berpemandu presisi.
Lalu dari mana Hizbullah mendapatkan persenjataan ini. Berikut sumber amunisi Hizbullah dikutip dari berbagai sumber, Rabu (28/8/2024):
1. Iran
Sebagai proksi Teheran, Hizbullah memperoleh senjata dari Iran. Menurut Departemen Luar Negeri AS, Iran menyediakan Hizbullah dengan sebagian besar pendanaan, pelatihan, senjata, dan bahan peledak.
"Kelompok tersebut juga memperoleh pendanaan dari sumber legal dan ilegal, termasuk penyelundupan barang selundupan, pemalsuan paspor, perdagangan narkotika, pencucian uang, dan penipuan kartu kredit, imigrasi, dan bank," tulisnya dikutip Channel News Asia (CNA).
Hizbullah pernah mengatakan di masa lalu bahwa semua sumber dayanya berasal dari Iran. Selain sumber daya, Teheran juga memberikan bantuan politik, diplomatik, moneter, dan organisasi kepada kelompok itu.
Salah satu senjata mumpuni yang diberikan Iran adalah roket Zelzal-2, yang mampu membawa hulu ledak 600 kg dan memiliki jangkauan 250 km. Diyakini bahwa Hizbullah memiliki keberanian dan pengetahuan untuk menggunakan senjata ini.
Selain itu, Hizbullah juga memiliki roket seri 122 mm buatan Iran yang telah ditembakkan ke Israel. Roket tersebut adalah Raad 220 mm dengan jangkauan 45 km dan Khaiber-1 302 mm dengan jangkauan 100 km.
2. Rusia
Roket Katyusha buatan Uni Soviet (pendahulu Rusia) merupakan komponen utama strategi militer Hizbullah. Roket tersebut menyediakan sarana yang relatif sederhana dan hemat biaya untuk melakukan operasi ofensif terhadap Israel dari Lebanon.
Roket ini biasanya digunakan untuk menargetkan daerah berpenduduk, instalasi militer, dan infrastruktur di Israel. Katyusha memiliki jangkauan hingga 20-40 kilometer, meskipun beberapa varian dapat mencapai hingga 80 kilometer.
"Roket Katyusha dinilai oleh Hezbollah karena kesederhanaannya, kemudahan transportasi, dan kemampuan untuk diluncurkan dari lokasi tersembunyi, sehingga membuatnya efektif untuk peperangan gerilya," tulis India Today.
"Roket ini tidak memiliki kendali dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan karena hulu ledaknya yang berdaya ledak tinggi, meskipun kurangnya presisi berarti roket ini sering digunakan dalam serangan saturasi untuk mengimbangi akurasi," jelasnya.
3. Suriah
Selain Katyusha, Hizbullah juga disebut memiliki rudal darat-ke-udara buatan Rusia lainnya. Hal ini terungkap dari laporan intelijen Amerika Serikat (AS) yang menyebut senjata buatan Rusia itu dikirim oleh Pemerintah Suriah.
Dua orang yang mengetahui intelijen tersebut menyebut senjata rudal permukaan-ke-udara SA-22 telah dikirim dari Suriah oleh organisasi tentara bayaran Rusia Wagner Group.
"Tidak jelas apakah sistem tersebut telah dikirimkan atau seberapa dekat dengan pengiriman. Sistem tersebut awalnya disediakan oleh Rusia untuk digunakan oleh pemerintah Suriah," kata sumber tersebut.
Salah satu sumber mengatakan AS telah memantau pergerakan sistem tersebut baru-baru ini, yang juga dikenal sebagai Pantsir. Sumber lainnya mengatakan penilaian AS ini diperoleh dari diskusi antara Assad, Wagner, dan Hizbullah tentang pengiriman sistem tersebut.
Pejuang Wagner dan Hizbullah telah beroperasi di Suriah selama bertahun-tahun, di mana mereka telah bekerja sama dengan angkatan bersenjata Rusia dan Suriah untuk mendukung rezim Presiden Bashar Al Assad melawan oposisi Suriah.
Hizbullah kemudian mulai menarik para perjuangnya dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, kelompok itu masih mendapatkan dukungan dari oleh Iran, yang juga merupakan sekutu dekat Assad.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Profil Panglima Militer Joseph Aoun, Terpilih Jadi Presiden Lebanon
