Prabowo Mau Ekonomi Tumbuh 8%, RI Harus 'Kebanjiran' Investasi

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 28/08/2024 10:50 WIB
Foto: Upacara Penurunan Bendera Negara Sang Merah Putih, 17 Agustus 2024. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia-Presiden Terpilih Prabowo Subianto menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7-8%. Salah satu syaratnya adalah dengan peningkatan investasi dengan signifikan.

Demikianlah disampaikan Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung dalam Acara Central Banking Services Festival 2024, Rabu (28/8/2024)


"Kalau pertumbuhan perekonomian 7-8% pada tahun pemerintahan yang akan datang berarti untuk menunjang pertumbuhan tersebut tidak lain ya bagaimana kita menggenjot kegiatan investasi," jelasnya.

Pada 2024, target investasi adalah Rp 1.650 triliun. Dalam enam bulan pertama, realisasi investasi sudah mencapai Rp829,9 triliun atau meningkat sebesar 22,3% dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2023.

"Pada tahun 2025 yang akan datang target realisasi investasi itu ada sebesar Rp 1.900 triliun sampai dengan Rp 2.000 triliun. Jadi kalau pertumbuhan dari target pada tahun 2024 ini berarti sekitar 16%. Jadi tidak ada sektor perekonomian yang rata-rata pertumbuhan dua digit. Jadi ini merupakan beban kita bersama," papar Yuliot.

Yuliot menjelaskan, ada beberapa pilar penunjang investasi. Antara lain integrasi regulasi yang berkaitan dengan investasi.

"Kemudahan-kemudahan perizinan berusaha, insentif investasi dan juga ini ada perubahan-perubahan kebijakan secara global di G20 kita ada global minimum tax. Ya tentu kita harus menyesuaikan incentive investasi yang kita sudah berikan," ujarnya.

Kemudian kebijakan industri. Ini akan melibatkan banyak sektor, seperti Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan kementerian teknis lainnya.

"Di industrial policy ini juga harus kita solidkan. Jadi bagaimana program-program green investment dan juga bagaimana program hilirisasi nilai tambah di dalam negeri yang memberikan daya saing itu harus kita konsolidasikan. terang Yuliot.

Yuliot menambahkan, pilar berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan investasi, termasuk dalam hal pembiayaan. "Jadi dari kebijakan-kebijakan yang terkait dengan financial policy itu harus kita integrasikan, kita petakan bagaimana dukungan-dukungan terhadap penyanggaran kegiatan secara keseluruhan."


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB