Internasional

Panglima Militer AS Ungkap Kondisi Hizbullah dan Israel Sebenarnya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 August 2024 20:40
Saling serang rudal besar-besaran antara Israel dan Hizbullah. ()REUTERS)
Foto: Saling serang rudal besar-besaran antara Israel dan Hizbullah. ()REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel dan kelompok Hizbullah dari Lebanon masih saling serang dan terancam perang. Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal Angkatan Udara Charles Q. Brown Jr. pun buka-bukaan terkait situasi di Timur Tengah tersebut.

Brown, yang baru melakukan perjalanan tiga hari ke Timur Tengah, mengatakan risiko jangka pendek dari perang yang lebih luas di Timur Tengah telah mereda setelah Israel dan Hizbullah Lebanon bertukar tembakan tanpa eskalasi lebih lanjut. Tetapi ia menyebut Iran masih menimbulkan bahaya yang signifikan karena mempertimbangkan serangan terhadap Israel.

Brown mencatat serangan Hizbullah hanyalah satu dari dua serangan besar yang mengancam terhadap Israel yang muncul dalam beberapa minggu terakhir. Iran juga mengancam akan melakukan serangan atas terbunuhnya seorang pemimpin Hamas di Teheran bulan lalu.

Ketika ditanya apakah risiko langsung terjadinya perang regional telah menurun, Brown berkata: "Serpertinya, ya."

"Anda memiliki dua hal yang Anda tahu akan terjadi. Yang satu sudah terjadi. Sekarang tergantung pada bagaimana yang kedua akan terjadi," kata Brown saat terbang meninggalkan Israel kepada Reuters pada Senin (26/8/2024).

"Bagaimana Iran menanggapi akan menentukan bagaimana Israel menanggapi, yang akan menentukan apakah akan ada konflik yang lebih luas atau tidak."

Brown juga memperingatkan bahwa ada juga risiko yang ditimbulkan oleh sekutu militan Iran di tempat-tempat seperti Irak, Suriah, dan Yordania yang telah menyerang pasukan AS. Tak ketinggalan kelompok Houthi Yaman, yang telah menargetkan pengiriman Laut Merah dan bahkan menembakkan pesawat nirawak ke Israel.

"Dan apakah yang lain benar-benar pergi dan melakukan sesuatu sendiri karena mereka tidak puas - khususnya Houthi," kata Brown, menyebut kelompok Syiah sebagai "kartu liar."

Brown melakukan perjalanan pada Senin ke Komando Utara militer Israel, di mana ia diberi pengarahan tentang ancaman di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon dan Suriah. Di Tel Aviv, ia bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Kepala Staf Umum Letnan Jenderal Herzi Halevi.

Ketika ditanya tentang kekuatan militer Hizbullah Lebanon, terutama setelah serangan Israel, Brown memperingatkan "mereka masih memiliki kemampuan."

Di sisi lain, Brown mengatakan militer AS berada dalam posisi yang lebih baik untuk membantu pertahanan Israel, dan pasukannya sendiri di Timur Tengah, dibandingkan pada tanggal 13 April, ketika Iran melancarkan serangan terhadap Israel, melepaskan ratusan pesawat nirawak, rudal jelajah, dan rudal balistik.

Namun, Israel, AS, dan sekutu lainnya berhasil menghancurkan hampir semua senjata sebelum mencapai target mereka.

"Kami berada dalam posisi yang lebih baik," kata Brown. Ia mencatat keputusan hari Minggu untuk mempertahankan dua kelompok penyerang kapal induk di Timur Tengah, serta skuadron tambahan jet tempur F-22.

"Kami mencoba untuk memperbaiki apa yang telah kami lakukan pada bulan April."

Perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerbu komunitas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera, menurut penghitungan Israel.

Sejak saat itu, operasi militer Israel telah mengusir hampir seluruh 2,3 juta penduduk daerah kantong Palestina itu dari rumah mereka, yang menyebabkan kelaparan dan penyakit mematikan serta menewaskan sedikitnya 40.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik Israel-Iran Memanas, Hizbullah Angkat Suara

Next Article Timur Tengah Makin Membara, Perang Israel-Hizbullah Makin Menggila

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular