
Basuki Bantah PUPR Sudah Sepakati Merger BUMN Karya

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah pihaknya telah menyepakati program merger atau peleburan badan usaha milik negara (BUMN) di sektor karya.
Ia bahkan ingin tahu dari mana informasi kesepakatan itu berasal. Menurutnya, hingga kini Kementerian PUPR belum ada kesepakatan untuk merger BUMN karya, namun ia irit bicara terkait proses merger itu, dan hanya mengatakan belum ada kesepakatan.
"Belum, informasi dari mana itu. Belum-belum," kata Basuki di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN sebetulnya yang tengah mengejar proses konsolidasi perusahaan pelat merah di sektor karya.
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan saat ini peleburan PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) sedang dikejar agar dapat terealisasi tahun ini.
"Peleburannya kalau gak salah itu peleburannya sekarang lagi dilihat terutama untuk HK sama Waskita lagi proses, nanti dilihat kira-kira tuh ada timeline yang harus kita sepakati dulu bersama PUPR," ujarnya saat ditemui di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (22/8/2024).
Bahkan, kata Rabin, hal tersebut telah disepakati oleh kementerian terkait yaitu, Kementerian PUPR. Nantinya, HK akan berperan sebagai induk dari Waskita.
"Sudah (disepakati), sama Pak Bas (Menteri PUPR Basuki) sama Pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir). Nah ini kita harus setting lagi kira-kira timing-nya, karena harus dilihat pembukuannya yang sehat HK sama Waskita-nya," ungkapnya.
Kementerian BUMN hendak melebur 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan. Targetnya pada tahun ini konsolidasi PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dalam satu holding dapat rampung. Nantinya PT Hutama Karya akan berperan sebagai induk dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai anak.
Hutama Karya dan Waskita Karya akan berfokus pada proyek jalan tol, non-tol, institusional building, dan juga residential commercial.
Sementara itu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan berfokus pada proyek seaport, airport, dan akan tetap masuk di residensial karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.
Lalu penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Nindya Karya (Persero) akan berfokus pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lainnya.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Detik-Detik Operator Bandara RI Melebur Jadi Satu