Kejar Target Nol Emisi Karbon di 2050, PIS Andalkan Inovasi Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International shipping (PIS) konsisten mengejar target pengurangan karbon emisi hingga nihil pada tahun 2050. Bahkan target pengurangan karbon emisi PIS selaras dengan strategi jangka panjang dari organisasi International Maritime Organization (IMO).
Direktur Business Planning PIS Eka Suhendra mengatakan PIS melakukan sejumlah inovasi khusus untuk mengurangi produksi emisi karbon dalam seluruh lini bisnisnya. Pertama melalui pengembangan teknologi Energy Saving Devices dan pengembangan desain kapal ramah lingkungan.
"Pertamina dan PIS memiliki komitmen dalam peningkatan sustainability dan green economy dalam operasionalnya sebagai bagian dari transformasi hijau bersama. Strategi kami untuk mencapai realisasi target jangka panjang tersebut adalah melalui pengurangan emisi sebesar 32% pada 2030 yang merupakan langkah awal untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050, sesuai target dari IMO," ujar Eka dikutip Senin (26/8/2024).
PIS juga turut memberlakukan inovasi-inovasi teknologi hijau untuk kapal baru dan konversi bahan bakar melalui teknologi dual fuel yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30%.
Selain mengurangi produksi karbon emisi, PIS juga menargetkan peningkatan signifikan terhadap kontribusi laba yang dihasilkan dari Green Cargo Business, seperti Liquified Natural Gas (LNG) dan Liquified Carbon Dioxide (LCO2).
Adapun PIS mendatangkan 2 unit kapal tanker baru berupa Very Large Gas Carrier (VLGC) yang dikhususkan untuk mengangkut muatan LPG dan Amonia. Kehadiran unit kapal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengangkutan bahan bakar low carbon baik di dalam maupun luar negeri.
"Strategi jangka panjang kami untuk memangkas produksi karbon emisi dan meningkatkan kontribusi bisnis hijau sejalan dengan visi Nol Emisi Pemerintah Indonesia pada 2060, meskipun kami menargetkan 10 tahun lebih cepat di tahun 2050. Kedepannya kami berharap PIS dapat menjadi pelopor dalam program dekarbonisasi khususnya di industri shipping," tutup Eka.
(dpu/dpu)