Aksi Darurat Indonesia Bergema, PBNU Bertemu Jokowi Bahas IKN-Tambang

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
22 August 2024 15:55
Logo Nahdlatul Ulama (NU). (Dok. NU Online)
Foto: Logo Nahdlatul Ulama (NU). (Dok. NU Online)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai elemen masyarakat sipil di sejumlah daerah di Tanah Air pada hari ini, Kamis (22/08/2024), melakukan aksi bertajuk "Peringatan Darurat Indonesia".

Hal ini juga sebagai bagian dari aksi menolak pengesahan Revisi Undang-Undang No.10 tahun 2016 tentang Pilkada yang semula rencananya akan dilakukan pada hari ini, Kamis (22/08/2024).

Tak hanya mahasiswa dan buruh, sejumlah dosen, tokoh masyarakat, hingga artis juga turut "turun gunung" melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Tak hanya di Jakarta, aksi unjuk rasa juga berlangsung serentak di beberapa kota, seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, hingga Makassar.

Sementara itu, di saat bersamaan organisasi kemasyarakatan (ormas) Nahdlatul Ulama (NU) bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana, Jakarta, Kamis (22/08/2024) siang.

Namun, pertemuan ini bukan terkait aksi "Peringatan Darurat Indonesia", melainkan terkait pengelolaan tambang oleh ormas hingga investasi di Ibu Kota Negara Nusantara.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, pertemuan ini sudah dijadwalkan sebelumnya segera setelah PBNU mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari pemerintah.

"Kemarin kami juga sudah menghadap sebetulnya, tapi karena kemudian sudah itu, terbit, segera terbit IUP, Izin Usaha Pertambangan untuk NU, maka kami juga kemudian mohon untuk menghadap Presiden lagi dan diberi waktu pagi ini, mulai jam 10.30 tadi," tutur Gus Yahya setelah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (22/08/2024).

"Kami sampaikan terima kasih kepada Presiden yang telah memberikan konsesi sampai dengan terbitnya IUP, sehingga kami sekarang siap untuk segera mengerjakan usaha pertambangan di lokasi yang sudah ditentukan," imbuhnya.

Gus Yahya pun menjelaskan, pada pertemuan ini pihaknya juga menyampaikan kesediaan untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara Nusantara.

"Dan kemudian kami juga sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa kami ingin juga ikut berinvestasi di IKN. Nanti insya Allah kami ingin membeli tanah di IKN itu, ya mudah-mudahan bisa sampai 100 hektare misalnya, untuk kemudian kami gunakan untuk membangun sejumlah fasilitas untuk organisasi dan juga fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, fasilitas keagamaan dan lain-lain Insya Allah. Bapak Presiden merestui hal itu dan kami akan segera mengambil langkah-langkah untuk berkomunikasi dengan otorita IKN. Mudah-mudahan bisa segera kami wujudkan Insya Allah," paparnya.

"Itu yang tadi kami bicarakan dengan Bapak Presiden, ada sejumlah saran-saran Beliau mengenai lokasi yang bagus untuk bisa dibeli oleh NU di IKN. Kemudian fasilitas-fasilitas apa yang mungkin bisa dibangun oleh NU di IKN. Kami berdiskusi tentang hal itu tadi. Demikian saya kira. Terima kasih," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketum PBNU Temui Jokowi Bahas Izin Tambang Hingga Nasib IKN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular