Profil Itamar Ben-Gvir, Menteri Garis Keras Israel Penuh Kontroversi
Jakarta, CNBC Indonesia - Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Israel yang dikenal sebagai ekstremis garis keras, kembali memicu kontroversi setelah mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa Selasa lalu. Tindakan tersebut menuai kecaman internasional.
Ben-Gvir, yang kini berusia 48 tahun, telah lama dikenal sebagai figur kontroversial dalam politik Israel, terutama dengan pandangan pro-pemukimnya yang ekstrem. Sebagai pemimpin partai Jewish Power, ia kerap kali mengambil langkah-langkah yang tampak sengaja untuk memancing kemarahan, terutama dari komunitas internasional dan kelompok yang tidak sejalan dengan pandangannya.
Kunjungan Ben-Gvir ke Al-Aqsa, yang dianggap sebagai situs suci oleh umat Muslim dan Yahudi, berlangsung dengan latar belakang status quo yang telah lama melarang umat Yahudi untuk berdoa di lokasi tersebut. Tindakan ini langsung mendapat kecaman dari berbagai negara dan juga dari kalangan Yahudi Ortodoks yang menganggap situs tersebut terlalu suci untuk dimasuki oleh orang Yahudi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat menanggapi tindakan Ben-Gvir dengan mengutuk dan menjauhkan diri dari kunjungan tersebut. Namun, langkah ini seakan tidak mengurangi semangat Ben-Gvir yang selama ini telah membangun reputasi sebagai tokoh radikal dalam kabinet Netanyahu.
Ben-Gvir, yang tinggal di pemukiman Tepi Barat dan menolak gagasan negara Palestina merdeka, telah berulang kali bentrok dengan Netanyahu dan menteri-menteri lain dalam kabinet, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Ia juga menekan pemerintah Israel untuk meningkatkan intensitas serangan di Gaza, meskipun jumlah korban jiwa di pihak Palestina telah melampaui 40.000 orang.
Sebagai pengikut Rabbi Meir Kahane, yang pernah menyerukan pencabutan kewarganegaraan warga Arab Israel, Ben-Gvir pernah dihukum pada tahun 2007 atas tuduhan hasutan rasis dan mendukung kelompok yang masuk dalam daftar teroris Israel dan Amerika Serikat.
Meskipun ia telah melunakkan retorikanya, Ben-Gvir tetap teguh dengan pandangannya terhadap Palestina dan terus mendukung pemukim Yahudi yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Sebagai Menteri Keamanan Nasional yang bertanggung jawab atas kepolisian, penunjukan Ben-Gvir oleh Netanyahu pada tahun 2022 menjadi salah satu tanda bahwa pemerintah Israel saat ini kurang memperhatikan opini dunia internasional.
Meskipun terus menuai kritik, baik dari dalam negeri maupun dari sekutu terdekat Israel seperti Amerika Serikat, Ben-Gvir tetap pada posisinya, menolak setiap upaya solusi politik dengan Palestina dan terus mendorong tindakan provokatif yang memperkeruh situasi di Timur Tengah.
(luc/luc)