Trump atau Kamala Menang Pilpres AS Sama Saja, RI Bakal Sengsara

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 16/08/2024 08:10 WIB
Foto: Foto Kolase Kamala Harris dan Donald Trump. (AP Photo/Stephanie Scarbrough/Gerald Herbert)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Kamala Harris sama-sama berpotensi menghasilkan kebijakan negatif bagi aktivitas ekonomi global, jika memenangkan Pilpres AS 2024.

Keduanya memiliki komitmen yang sama untuk membatasi perdagangan dengan pemerintahan China, maupun negara-negara lain yang dianggap memberi dampak buruk terhadap defisit neraca perdagangannya.

"Amerika saat ini tidak mempunyai appetite untuk menegosiasi free trade agreement," ucap Ekonom Senior yang merupakan mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia (World Bank) Mari Elka Pangestu dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Rabu (14/08/2024)


Khusus China, Mari Elka mengatakan, baik partai pengusung Trump maupun partai pengusung Harris, sama-sama bersikap akan memberikan tarif perdagangan yang tinggi. Bahkan, masyarakat Amerika Serikat yang menjadi kubu keduanya pun siap membayar lebih mahal untuk produk-produk dari China.

"Tindakan terhadap Tiongkok itu karena persaingan, karena isu keamanan, isu persaingan di teknologi, bukan hanya persaingan ekonomi, itu semua akan tetap mewarnai siapapun yang akan duduk di Gedung Putih," ucap Mari Elka.

"Itu sudah menjadi istilahnya bipartisan, dipegang oleh Partai Republik maupun Partai Demokrat. Hanya caranya yang mungkin akan berbeda," tutur mantan menteri perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Trump sendiri pun sudah terang-terangan menyatakan akan mengenakan tarif sebesar 10% untuk setiap impor dari negara manapun. Khusus barang-barang impor dari China akan dikenakan sebesar 60%.

"Jadi mereka bersedia untuk bayar produk dengan lebih mahal, karena memang percaya dengan apa yang dijadikan posisi Amerika. Itu berarti produk kita pun kalau Trump yang masuk akan kena tarif 10%," ucap Mari Elka.

Untuk menghadapi masalah yang disebabkan Pilpres AS 2024 itu, Mari Elka menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk benar-benar serius melakukan diversifikasi mitra dagang utama. Selain itu, juga menjaga hubungan bilateral dengan AS supaya mampu memanfaatkan ruang limite trade agreement.

"Misalnya saat ini pun, kalau saya tidak salah kantor Menko Perekonomian juga sedang mencoba melihat bagaimana kita bisa kerjasama dengan Amerika di bidang semikonduktor misalnya. Jadi itu akan terjadi investasi maupun perdagangan. Jadi kita harus bisa mencari peluang dan celah dengan Amerika," ujarnya.

Pada saat yang sama, Mari Elka menekankan, Indonesia juga penting menjaga hubungan perdagangan dengan China, negara-negara besar Asia lainnya, maupun negara kawasan ASEAN untuk menghindari potensi negatif mengetatnya iklim kerja sama perdagangan global.

"Maka saya selalu mengatakan kita harus mendorong perjanjian regional yang sudah ada di kawasan kita saat ini dan di mana Indonesia menjadi leader, yaitu Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement Asia Timur. Ini bisa menjadi salah satu jawaban untuk diversifikasi dan memperkuat pasar kita dan kerjasama kita di perdagangan dan investasi di kawasan," ungkap Mari Elka.


(Arrijal Rachman/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Trump Umumkan AS Serang 3 Fasilitas Nuklir Iran