Internasional

Bagaimana Serangan Ukraina ke Kursk Mengubah Perang Rusia-Ukraina?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 August 2024 19:05
Prajurit Ukraina mengoperasikan tank T-72 buatan Soviet di wilayah Sumy, dekat perbatasan dengan Rusia, pada 12 Agustus 2024, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah perbatasan Rusia di Kursk pada 6 Agustus 2024, merebut lebih dari dua lusin kota dan desa dalam serangan lintas batas paling signifikan di tanah Rusia sejak Perang Dunia II. Kepala militer Ukraina Oleksandr Syrsky mengatakan kepada Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah video yang diunggah pada 12 Agustus 2024 bahwa pasukannya sekarang menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah Rusia dan melanjutkan
Foto: Prajurit Ukraina mengoperasikan tank T-72 buatan Soviet di wilayah Sumy, dekat perbatasan dengan Rusia, pada 12 Agustus 2024, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (AFP/ROMAN PILIPEY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serbuan pasukan Ukraina ke KurskĀ Rusia disebut telah mengubah dinamika perang kedua negara tersebut. Ini juga menimbulkan pertanyaan bagaimana Kyiv dapat menyerang wilayah Rusia dengan mudah setelah dua tahun pertempuran sengit.

Sean Bell, analis militer sekaligus seorang pensiunan pilot pesawat tempur, mengatakan bahwa serangan itu dapat mengubah arah perang. Sementara para kritikus menganggap serangan mendadak Ukraina itu gegabah.

"Momentum dan inisiatif adalah segalanya dalam peperangan; ini mengejutkan semua orang", jelas Bell, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (14/8/2024).

Bell menambahkan bahwa serangan Ukraina memaksa Rusia untuk menarik pasukan dari garis depan, tempat mereka telah maju ke Donetsk Ukraina, dan menempatkan mereka di Kursk. Fakta ini mengurangi tekanan dari garis depan untuk Ukraina.

Sementara Alex Gatopoulos, editor pertahanan Al Jazeera, mengatakan meskipun ada kemungkinan pasukan Rusia akan lebih banyak jumlahnya dan mengalahkan Ukraina, serangan Kyiv ke Kursk dapat menimbulkan negosiasi.

"Jika Ukraina tetap bertahan, itu akan menjadi alat tawar-menawar yang hebat dalam negosiasi perdamaian... Namun jika misi Ukraina gagal, itu akan menjadi pukulan moral daripada dorongan moral bagi Kyiv," kata Gatopoulos.

Pasukan Ukraina sendiri melancarkan serangan Kursk pada tanggal 6 Agustus, mengejutkan Moskow. Pertempuran sedang berlangsung antara pasukan Kyiv dan Moskow di wilayah tersebut.

Serangan itu terjadi di kota Sudzha di Kursk yang terletak 530 km (330 mil) dari Moskow. Sudzha memiliki satu-satunya stasiun pompa yang menyalurkan gas alam Rusia ke Eropa melalui Ukraina.

Pekan lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengonfirmasi bahwa militernya telah bertempur di dalam wilayah Rusia. Pertempuran terbaru tersebut telah menyebabkan ribuan orang mengungsi dari wilayah perbatasan.

Rusia sendiri telah meminta ribuan warganya untuk mengungsi dari Kursk dan wilayah Belgorod di dekatnya. Pihak berwenang juga telah mengumumkan keadaan darurat "tingkat federal" di wilayah Rusia, yaitu Kursk, Bryansk, dan Belgorod.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serbuan tersebut sebagai "provokasi skala besar" oleh Ukraina, yang telah memerangi pasukan Moskow di wilayah timurnya. Sementara mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev berjanji akan memberikan hukuman kepada Ukraina. Ia menyebut Kyiv dipastikan akan menghadapi pembalasan atas serangan besar-besarannya di wilayah Kursk.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Rusia Kirim Rudal Hingga Jet Tempur Ke Wilayah Kursk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular