RI Punya Kapal Diesel Dual Fuel, Bisa Hemat Rp 12 Juta/Hari
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meresmikan operasional prototype kapal Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) di Pelabuhan Somber, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa kapal tersebut sejatinya merupakan kapal yang secara keseluruhan menggunakan bahan bakar diesel. Namun dikonversi menjadi dual fuel dengan memanfaatkan Liquefied Natural Gas (LNG).
Arifin mengatakan dengan mengkonversi kapal tersebut maka penghematan biaya bahan bakar kapal yang bisa diraih dari 1 kapal dual fuel saja mencapai Rp 12 juta per harinya.
"Nah tadi cost yang di-save itu adalah Rp 12 juta per hari. Nah kalau dilihat US$ 1 juta (biaya konversi 1 kapal DDF) berarti 4,5 tahun, 4,7-4,8 tahun. Ini return on investment-nya," jelas Arifin dalam paparannya di acara Peresmian Operasional Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crew Boat PT PHM, di Pelabuhan Somber Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024).
Saat ini, lanjut Arifin, baru terdapat satu kapal DDF yang sudah beroperasi, yang mana kedepannya akan dikonversi lagi sebanyak 9 kapal DDF lagi dengan total kapal menjadi 10 kapal.
"Kapal ini baru satu unit. Yang tadi efisiensinya 80% dengan percobaan yang telah dilakukan. Maksudnya 80% pemanfaatan LNG bisa lebih banyak," tambahnya.
Dia berharap, dengan adanya percobaan kapal dual fuel tersebut bisa mendorong industri lainnya untuk lebih kreatif dalam mengurangi konsumsi energi fosil dan mengurangi sumbangan emisi karbon ke udara.
"Semoga upaya-upaya kita mulai dari yang kecil bisa dilakukan langkah-langkah besar selanjutnya. Sehingga memang tujuan kita untuk bisa menjadi negara yang tangguh dalam bersaing. Ini bisa kita laksanakan," imbuhnya.
Di lain sisi, Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan percobaan operasi kapal DDF yang diresmikan hari ini merupakan salah satu upaya untuk menjalankan program konsumsi energi yang rendah sulfur.
"Upaya menerapkan green safety ini memang harus kita dukung. Dan kita harus melakukan mitigasi kewajiban penggunaan rendah sulfur," ungkap Budi dalam kesempatan yang sama.
Dia mengatakan proyek konversi kapal menjadi dual fuel yang ada saat ini dinilai strategis dan bisa meningkatkan efisiensi operasional juga berkontribusi signifikan dalam upaya penurunan emisi karbon.
"LNG ini saya ingin sekali men-support dan ini mungkin 5-10 tahun yang lalu saya lihat itu ada di Bali dan cukup efisien dan efektif. Nah ini kalau dibayangkan kalau pulau-pulau di Indonesia bagian timur menggunakan itu pasti banyak juga yang kita lakukan dan ini memasyarakatkan pada masyarakat dan kemudian dengan adanya suatu kebiasaan baru itu membuat kita lebih concern dengan bagaimana keramahan dapat ramah lingkungan ini menjadi suatu hal yang baru," tandasnya.
(fab/fab)