Internasional

Eks Bos MI6 Sebut Rusia di Balik Rusuh Anti-Muslim & Imigran Inggris

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 August 2024 12:40
Demonstran melemparkan tong sampah selama protes anti-imigrasi, di Rotherham, Inggris, 4 Agustus 2024. (REUTERS/Hollie Adams)
Foto: Demonstran melemparkan tong sampah selama protes anti-imigrasi, di Rotherham, Inggris, 4 Agustus 2024. (REUTERS/Hollie Adams)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Kepala bagian Rusia di Intelijen Inggris MI6, Christopher Steele, mengatakan bahwa Moskow terlibat dalam kerusuhan yang menimpa Inggris beberapa hari terakhir. Hal ini diungkapkannya saat hubungan Inggris dan Rusia berada dalam titik panas akibat perang di Ukraina.

Berbicara kepada Times Radio, Steele mengatakan bahwa keterlibatan Rusia dapat ditelusuri dari kampanye disinformasi yang disebarkan di media sayap kanan Inggris. Kegiatan ini, pada akhirnya, membuat massa sayap kanan pergi menyerang masjid dan situs-situs migran lainnya.

"Saya pikir jelas ada beberapa keterlibatan Rusia. Sejauh mana itu terjadi dan efektivitasnya menurut saya masih dipertanyakan. Maksud saya, ketika Anda melihat disinformasi asli yang melingkupi pembunuhan Southport, itu tampaknya berasal dari situs web yang terkait dengan Rusia," ungkapnya sebagaimana dikutip The Guardian, Minggu (11/8/2024).

Kerusuhan Inggris yang dibumbui kekerasan ini dipicu pembunuhan tiga gadis muda di kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport pada Senin lalu. Axel Rudakubana (17) dari Lancashire dituduh melakukan serangan tersebut

Setelah itu, klaim palsu tersebar secara online bahwa tersangka adalah seorang pencari suaka beragama Islam yang tiba di Inggris dengan perahu. Padahal, Axel diketahui merupakan keturunan dari imigran Rwanda Kristen, namun sudah lahir di Inggris.

Asal klaim palsu tentang pelaku penusukan Southport tampaknya berasal dari sebuah outlet bernama Channel3 Now. Situs ini menggabungkan materi berita AS dan Inggris yang mungkin dibuat dengan AI.

Steele mengatakan Channel3 Now ada dalam daftar pantauan MI6. Berita dari situs itu kemudian diamplifikasi kembali oleh para influencer dan politisi sayap kanan terkemuka.

"Dinas keamanan akan memeriksa dengan sangat cermat para penghasut kegiatan ini, termasuk orang-orang seperti Tommy Robinson, bahkan mungkin Nigel Farage, yang kebetulan mengatakan bahwa kami diberi informasi yang salah oleh pemerintah tentang Southport," tambah Steele.

Robinson, mantan pemimpin English Defence League, yang nama aslinya adalah Stephen Yaxley-Lennon, telah memposting banyak yang memuji para pengunjuk rasa anti-imigrasi. Di sisi lain, Farage memicu teori konspirasi tentang serangan Southport dengan menyebut kemungkinan ada 'kebenaran' yang disembunyikan dari publik.

Ketika ditanya apakah MI6 akan memeriksa pergerakan dan pesan Farage dan Robinson, Steele menyebut bahwa penyidik akan lebih paham teknis investigasi dengan menargetkan sejumlah hal seperti riwayat pemesanan, sejarah mobilisasi, serta rekening.

"Pada dasarnya, memeriksa komunikasi, memeriksa perjalanan, memeriksa transfer uang adalah inti dari masalah ini. Dan jika kita ingin menyelidikinya sampai tuntas, tentu saja pemerintah harus melakukan hal-hal tersebut terhadap para provokator," ujarnya.

"Sekarang, apakah Nigel Farage pada akhirnya didefinisikan sebagai pemicu ini, saya tidak tahu."

Sejauh ini, pihak London sedang memeriksa 'keterlibatan aktor negara' dalam kerusuhan tersebut. Juru Bicara Perdana Menteri (PM) menyebut sejumlah penelusuran telah dilakukan Badan Kejahatan Nasional (NCA) dan Departemen Sains, Inovasi, dan Teknologi (DSIT) untuk menguak asal usul informasi palsu ini.

"Jelas kami telah melihat banyak aktivitas daring, yang sebagian besar mungkin diperkuat, atau melibatkan aktor negara, yang memperkuat sebagian disinformasi dan misinformasi yang telah kami lihat," kata juru bicara tersebut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi Rusuh Anti-Imigran di Inggris, Hotel Pengungsi Mau Dibakar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular