Luhut: Indonesia akan Jadi Produsen Anoda Baterai No.2 Terbesar Dunia

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
07 August 2024 21:35
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan dalam peresmian Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium, Kendal, Rabu (7/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan dalam peresmian Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium, Kendal, Rabu (7/8/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rangka mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, Pemerintah Indonesia berkomitmen membangun ekosistem kendaraan listrik mulai dari bahan baku, baterai kendaraan listrik (EV), hingga kendaraan listrik.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pada Rabu (07/08/2024) meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium oleh PT Indonesia BTR New Energy Material Kawasan Industri Kendal (KIP) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal.

Saat ini Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun ekosistem kendaraan listrik, untuk wujudkan aktivitas produksi, penggunaan komponen dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan transfer teknologi, pemerintah berupaya menarik investasi dalam sektor terkait sebanyak-banyaknya ke Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut hadir meresmikan pabrik anoda baterai lithium ini. Presiden Jokowi sangat mengapresiasi atas pembangunan pabrik yang dimana dapat mendorong ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi.

"Saya sangat senang bahwa di PT Indonesia BTR ini sudah bisa memproduksi 80.000 ton material anoda yang ini kalau di jadikan ke mobil akan menjadi satu setengah juta mobil listrik, sangat besar lagi, apalagi nanti kalau ditambah 80.000 ton produksi di industri ini. Berarti akan menjadi tiga juta mobil listrik per tahunnya," jelas Presiden Jokowi.

Dalam laporan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, pabrik ini memiliki kapasitas 80 ribu ton yang cukup untuk membuat anoda baterai bagi 1.5 juta mobil listrik. Pada awal kuartal empat tahun ini, pembangunan fase kedua akan dimulai dan diprediksi selesai pada Maret 2025 sehingga total kapasitas menjadi 160 ribu ton.

"Dengan kapasitas ini, Indonesia akan menjadi produsen anoda baterai nomor 2 terbesar di dunia, dan pabrik ini akan menjadi yang terbesar di dunia," ungkap Menko Luhut.

BTR New Material Group saat ini telah menjadi produsen material anoda baterai lithium terbesar di dunia selama 10 tahun berturut-turut, dengan pangsa pasar sebesar 26% pada tahun 2022. Atas kerja sama Pemerintah Indonesia dengan produsen baterai yang mumpuni, serta konsistensi untuk selalu mendorong perkembangan hilirisasi, kredibilitas menjadi penting.

"Karena dasar kredibilitas yang akan menjadi dasar kepercayaan bagi Investor. Kita tidak bisa lagi bersaing dengan negara-negara tetangga hanya sekedar mengandalkan insentif. Tapi kredibilitas dan kepercayaan menjadi faktor kunci. Ini yang harus kita pertahankan," tutur Luhut.

Pabrik pasca-proses ini terletak di Kawasan Industri Kendal di Provinsi Jawa Tengah, dengan luas lahan 12 hektar, akan memproduksi produk jadi material anoda baterai lithium. Ekspor perdana bulan Agustus sampel 30,8 ton atau 1 kontainer produk jadi diekspor untuk memenuhi permintaan Samsung. Selanjutnya LG Panasonic, Tesla, dan pelanggan internasional penting lainnya sudah melakukan pemesanan produk jadi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak K/L-Pemda Tak Patuh P3DN, Luhut Keluarkan Perintah Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular