
UNESCO Mendadak Keluarkan Prosedur Darurat di Gaza, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga kebudayaan PBB, UNESCO, menggunakan prosedur darurat untuk memasukkan situs Gaza ke dalam daftar 'Warisan Dunia' dan 'Dalam Bahaya'. Hal ini terjadi saat muncul kekhawatiran akan terjadinya kerusakan pada situs-situs bersejarah di wilayah kantong Palestina itu akibat serangan Israel.
Dalam sesi ke-46 Komite Warisan Dunia yang diadakan di New Delhi, India, UNESCO memasukkan Biara Saint Hilarion atau Tell Umm Amer, ke daftar situs yang terancam. Diketahui, biara itu merupakan salah satu situs tertua di Timur Tengah.
"Konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang dapat menimbulkan ancaman bagi situs arkeologi ini, adalah situasi yang memungkinkan prosedur ini dilakukan," kata juru bicara UNESCO kepada CNBC Travel, Selasa (6/8/2024).
Tell Umm Amer merupakan rumah bagi komunitas biara pertama di Tanah Suci Yerusalem. Terletak di persimpangan rute utama perdagangan dan pertukaran antara Asia dan Afrika, biara ini merupakan pusat pertukaran agama, budaya, dan ekonomi, yang menggambarkan kemakmuran situs biara gurun pada periode Bizantium.
Sampai saat ini, UNESCO mengatakan belum mengidentifikasi adanya kerusakan pada situs tersebut. Selama serangan Israel, kondisi situs bersejarah itu dipantau secara jarak jauh menggunakan citra satelit.
"Sebagai hasil dari keputusan tersebut, 196 'Negara Pihak' UNESCO, atau negara yang meratifikasi Konvensi Warisan Dunia yang diadopsi UNESCO pada tahun 1972, harus menghindari kerusakan langsung atau tidak langsung terhadap situs tersebut dan membantu melindunginya."
Israel bukan lagi anggota UNESCO. Bersama Amerika Serikat, Tel Aviv meninggalkan UNESCO pada 31 Desember 2018 di tengah tuduhan bias anti-Israel di badan PBB tersebut setelah organisasi tersebut menerima Palestina sebagai anggota pada tahun 2011.
"Meski begitu, Israel merupakan Negara Pihak, yang berarti terikat oleh ketentuan Konvensi untuk melindungi dan tidak merusak biara tersebut," ujar UNESCO lagi.
Pendaftaran serentak ke Situs Warisan Dunia UNESCO merupakan hal yang umum. Begitu juga dengan penerapan status 'Dalam Bahaya' atas sejumlah situs, beberapa lokasi masuk dalam kategori ini akibat terjadinya perang yang dikhawatirkan merusak eksistensi situs.
Contoh terkini termasuk pusat bersejarah 'Dalam Bahaya' adalah kota pelabuhan Odessa di Ukraina dan situs arkeologi kerajaan kuno Saba di Yaman. Keduanya ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia 'Dalam Bahaya' pada Januari 2023.
"Situs-situs dalam daftar 'Dalam Bahaya' juga dapat menerima bantuan teknis dan keuangan untuk pekerjaan perlindungan dan restorasi. Permintaan untuk menggunakan prosedur darurat untuk penetapan serentak harus datang dari Negara Pihak," tutur juru bicara UNESCO.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article UNESCO-RI Komitmen Pertahankan Subak sebagai Warisan Budaya Dunia