
Kronologi-Penyebab Demo Maut Bangladesh, Protes PNS hingga PM Kabur

Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bangladesh dilanda persoalan instabilitas. Ini disebabkan pergolakan luas di dalam negeri yang mendorong Perdana Menteri (PM) negara itu, Sheikh Hasina, untuk kabur ke India.
Jumlah korban jiwa pun mencapai setidaknya 409 orang termasuk warga negara Indonesia (WNI), di mana pada Senin (5/8/2024) ada lebih dari 109 orang yang tewas.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi di Negeri Bengali itu? Berikut kronologi dan penyebab demonstrasi massal itu.
Kronologi
Demonstrasi luas pecah di Bangladesh sejak Juli 2024. Aksi ini dipimpin oleh mahasiswa yang memprotes kebijakan kuota pegawai negeri sipil (PNS) untuk anak-anak setiap orang yang berjasa dalam memerdekakan negara itu dari Pakistan pada tahun 1971.
"Kami tidak akan kembali ke ruang kelas sampai permintaan kami dipenuhi," kata pemimpin protes Rasel Ahmed dari Universitas Chittagong kepada AFP.
Pemberlakukan sistem kuota terbaru mencadangkan 30% jabatan di pemerintahan untuk anak-anak dari mereka yang berjuang untuk memerdekaan Bangladesh pada tahun 1971. Sementara itu, ada jatah 10% untuk perempuan, dan 10% untuk penduduk di distrik tertentu.
"Siswa yang cerdas tidak lagi mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan karena sistem kuota ini. Anda bekerja keras hanya untuk mengetahui bahwa lapangan kerja yang tersedia hanya terbatas," timpal mahasiswi lainnya bernama Halimatus Sadia.
Para ahli mengaitkan kerusuhan ini dengan stagnannya pertumbuhan lapangan kerja di sektor swasta dan tingginya angka pengangguran kaum muda. Ini kemudian menjadikan pekerjaan di sektor publik dengan kenaikan upah reguler menjadi sangat menarik bagi kelompok yang mencakup hampir seperlima populasi penduduk.
Bangladesh juga menghadapi kesulitan ekonomi dan mendapatkan dana talangan sebesar US$ 4,7 miliar (Rp 76 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada Januari tahun lalu setelah kesulitan membayar impor energi, yang mengurangi cadangan dolar dan meningkatkan inflasi.
Awalnya aksi demonstrasi berlangsung damai. Namun protes berubah menjadi kekerasan setelah bentrokan dengan polisi dan kelompok mahasiswa pro-pemerintah, yang menuai kritik internasional yang signifikan.
Hingga Senin kemarin, korban tewas yang tercatat meningkat menjadi sedikitnya 300 orang. Selain itu, ada 10 ribu orang yang ditangkap atas tuduhan mengganggu keamanan.
PM kabur
Massa yang terus berdemo pun berhasil masuk ke Istana PM, Ganabhaban, pada Senin (4/8/2024). Saluran 24 Bangladesh menyiarkan gambar kerumunan orang yang berlarian ke kediaman resmi PM yang dituntut mundur oleh mahasiswa itu. Para pendemo melambaikan tangan ke kamera saat mereka merayakan kemenangan.
"Saya berada di dalam Istana Ganabhaban. Ada lebih dari 1.500 orang di dalam istana. Mereka memecahkan perabotan dan kaca," kata jurnalis Bangladesh Yeasir Arafat kepada AFP.
Seorang sumber yang dekat dengan Hasina mengatakan kepada AFP bahwa perempuan berusia 76 tahun itu telah meninggalkan Dhaka bersama saudara perempuannya. Dilaporkan ia menuju India dengan helikopter.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Hasina pergi terlebih dahulu dengan iring-iringan mobil tetapi kemudian diterbangkan keluar, tanpa menyebutkan tujuannya.
"Tim keamanannya memintanya pergi, dia tidak punya waktu untuk bersiap. Ia kemudian dievakuasi dengan helikopter ", kata sumber itu.
Militer Ambil Alih
Sementara itu, Panglima militer Bangladesh Jenderal Waker-Uz-Zaman mengatakan dalam siaran kepada rakyat di televisi pemerintah Senin bahwa Hasina telah mengundurkan diri. Militer akan membentuk pemerintahan sementara.
"Negara ini telah banyak menderita, ekonomi telah terpukul, banyak orang telah terbunuh. Saatnya untuk menghentikan kekerasan," kata Waker, mengenakan seragam militer.
"Saya berharap setelah pidato saya, situasinya akan membaik," katanya.
Walau begitu, suara lantang masih muncul dari pihak Hasina. Putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, mendesak pasukan keamanan negara untuk memblokir pengambilalihan kekuasaan.
"Tugas Anda adalah menjaga keamanan rakyat dan negara kita serta menegakkan konstitusi," kata Joy dalam sebuah unggahan di Facebook, menunjuk aparat seraya memperingatkan kemajuan yang dicapai Bangladesh akan terancam jika Hasida dipaksa keluar.
"Itu berarti jangan biarkan pemerintah yang tidak dipilih berkuasa selama satu menit pun, itu tugas Anda," ujarnya lagi.
Joy sendiri saat ini tinggal di Amerika Serikat (AS). Ia merupakan penasihat teknologi informasi dan komunikasi untuk Hasina.
"Semua pembangunan dan kemajuan kita akan lenyap. Bangladesh tidak akan mampu bangkit dari sana," tambahnya.
"Saya tidak menginginkan itu dan Anda juga tidak menginginkan itu. Saya sendiri, Sajeeb Wazed Joy, tidak akan membiarkan itu terjadi selama saya bisa."
WNI Jadi Korban
KBRI Dhaka mengonfirmasi seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial DU meninggal dunia di Jashore, Bangladesh, akibat demonstrasi yang berujung kerusuhan pada Senin (5/8/2024).
Dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, DU meninggal dunia akibat menghirup terlalu banyak asap karena hotel tempatnya menginap terbakar di tengah-tengah kerusuhan. Adapun DU baru saja tiba di Bangladesh tanggal 1 Agustus 2024 untuk kunjungan bisnis.
"Kemlu telah menghubungi keluarga almarhum di Indonesia untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan akan memfasilitasi repatriasi jenazah, bekerja sama dengan perusahaan tempat almarhum bekerja," tulis Kemlu Selasa (6/8/2024).
Kemlu telah memberikan imbauan kepada para WNI di Bangladesh.
"Mencermati perkembangan situasi dan kondisi keamanan terkini di Bangladesh, KBRI Dhaka telah meningkatkan status kedaruratan dari Siaga III menjadi Siaga II," kata Kemlu.
Para WNI diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, mengurangi aktivitas luar rumah untuk hal-hal nonesensial, serta menghindari kerumunan massa dan lokasi demonstrasi.
Para WNI juga diharapkan dapat terus menjaga komunikasi dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang ditetapkan KBRI Dhaka.
"Bagi WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Bangladesh, diimbau untuk menunda perjalanan ke Bangladesh, sampai situasi dan kondisi keamanan membaik," lanjutnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WNI Tewas akibat Demo Maut di Bangladesh, Terjebak Kebakaran Hotel
