
Perang Tak Terhindarkan, Iran Himpun Suara Internasional Hukum Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran mulai bergerak untuk menghukum Israel. Negara tersebut mengatakan memiliki kewajiban untuk menghukum pasukan Zionis atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran beberapa waktu lalu.
Saat ini pemerintah Iran telah memanggil duta besar negara asing yang berbasis di Teheran untuk memperingatkan kewajiban moral negara-negara tersebut agar menghukum Israel atas pelanggaran hukum dalam pembunuhan Haniyeh.
Iran juga telah mengadakan pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi. Dalam pertemuan itu, Iran akan mencoba menekan negara-negara Arab agar mendukung haknya untuk melakukan tindakan pembalasan terhadap Israel.
"Kita semua memiliki kewajiban moral dan tanggung jawab untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi pendudukan, pengungsian, dan genosida terhadap bangsa Palestina," kata Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri, dalam pertemuan dengan diplomat asing.
"Ketidakpedulian dan sikap tenang dalam menghadapi kejahatan dan ketidakadilan adalah sejenis kelalaian moral dan menyebabkan penyebaran kejahatan," tambahnya, seperti dikutip The Guardian.
Banyak pemimpin di Teluk yang ingin mengutuk tindakan Israel namun juga menyerukan agar Iran menahan diri.
Berbicara pada pengarahan mingguannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan tindakan Teheran tidak bisa dihindari.
"Iran berupaya membangun stabilitas di kawasan, namun hal ini hanya bisa dilakukan dengan menghukum agresor dan menciptakan pencegahan terhadap petualangan rezim Zionis [Israel]," kata Kanaani.
Ia juga menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mendukung Israel dan menambahkan bahwa komunitas internasional telah gagal dalam tugasnya menjaga stabilitas di kawasan dan harus mendukung "hukuman terhadap agresor".
"Teror adalah inti dari rezim Zionis, dan kelangsungan hidupnya bergantung pada kelanjutan pendekatan terorisme negara. Dunia harus mengecam keras kejahatan ini, dan kedua, dunia harus mendukung hukuman bagi penyerang dan menghindari pendekatan apa pun yang berarti mendukung penyerang," tambahnya.
Pernyataannya ditujukan kepada negara-negara Arab, termasuk Yordania, yang bekerja sama dengan negara-negara Barat pada 13 April tahun ini untuk mengurangi dampak serangan Iran terhadap Israel pada April setelah pembunuhan komandan IRGC di konsulat Iran di Damaskus pada 1 April.
Sementara itu, para pemimpin Israel mengatakan mereka siap menghadapi serangan yang dipimpin Iran.
Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, menanggapi meningkatnya ancaman Iran. Pada hari Senin ia mengatakan bahwa militer Israel siap untuk melakukan "transisi cepat menuju serangan."
Hal ini senada dengan komentar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengatakan pada hari Minggu bahwa negara tersebut sudah terlibat dalam serangan dalam perang multi-front dengan Iran dan sekutunya.
Sementara Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Washington telah mendesak negara-negara untuk menyampaikan pesan kepada Iran "bahwa mereka tidak berkepentingan untuk melancarkan serangan lagi terhadap Israel."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Timur Tengah Mencekam, Ramai-Ramai Maskapai Alihkan Jalur Penerbangan
