Ekonomi Kuartal II-2024 Mulai Loyo, Gimana Akhir Tahun?
Jakarta, CNBC Indonesia-Sejumlah ekonom memperkirakan perekonomian Indonesia akan menghadapi tantangan terberatnya pada sisa tahun 2024. Sedikitnya tanggal merah di sisa tahun ini menjadi salah satu faktor yang diperkirakan akan membuat konsumsi masyarakat ikut berkurang.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencatat jumlah tanggal merah pada semester I 2024 mencapai 13 hari. Hari-hari libur nasional itu meliputi perayaan Idul Fitri, Idul Adha dan libur sekolah anak. Dia mengatakan banyaknya hari libur berhasil meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Pada kuartal I, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91%. Sementara pada kuartal II, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 4,93%. Dia mengatakan peningkatan konsumsi itu terutama didorong oleh meningkatnya pengeluaran terkait Idul Fitri, libur sekolah, hingga musim mudik.
"Peningkatan ini terutama terlihat pada sektor-sektor transportasi, restoran dan hotel," kata dia Selasa, (6/8/2024).
Akan tetapi, Josua mengatakan pada semester II 2024 jumlah hari libur berkurang drastis menjadi hanya 4 hari saja. Dia mengatakan moderasi konsumsi masyarakat perlu diwaspadai seiring dengan sedikitnya hari liburan ini.
"Dengan hanya 4 hari libur nasional dibandingkan 13 hari libur nasional terdapat potensi mobilitas masyarakat yang lebih rendah dan penurunan aktivitas yang berhubungan dengan rekreasi," kata dia.
Senada, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut faktor musiman yang biasa mendorong pertumbuhan ekonomi sudah bertumpuk pada kuartal-I dan kuartal-II 2024. Pada sisa tahun 2024, kata dia, faktor pendorong konsumsi hanya sedikit tersisa yakni perayaan Natal dan tahun baru.
"Faktor musiman seperti Natal dan tahun baru diharapkan bisa didorong, selain itu harus ada kondusifitas dari sisi transisi politik, dan serapan anggaran juga harus bagus di akhir tahun, itu bisa mendorong konsumsi rumah tangga dan realisasi belanja pemerintah," kata dia.
Sebelumnya, BPS mencatat sektor pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2024. Konsumsi ini tercatat berkontribusi 54,53% dari pertumbuhan PDB. Selain itu, konsumsi rumah tangga juga menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu 2,62%.
Sementara Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi komponen kedua yang menyumbang pertumbuhan dengan kontribusi 27,89%. Diikuti dengan ekspor, konsumsi pemerintah, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), serta impor.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Mohammad Edy Mahmud mengatakan konsumsi rumah tangga tumbuh didorong oleh perayaan hari besar keagamaan dan libur sekolah selama kuartal-II 2024. Mobilitas masyarakat selama libur hari besar keagamaan, kata dia, ikut memicu belanja masyarakat.
"Subkomponen rumah tangga yang tinggi adalah transportasi, komunikasi dan subkomponen restoran dan hotel," kata dia.
(rsa/mij)