Ekonomi RI Terlalu Menghamba Pada Rumah Tangga

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
06 August 2024 12:25
Pengunjung memilih pakaian yang dijual pada salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (16/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Pengunjung memilih pakaian yang dijual pada salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (16/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi rumah tangga kembali menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2024 Indonesia. Ketergantungan yang berlebihan pada sektor konsumsi bisa berbahaya.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) M. Faisal mengatakan konsumsi dalam negeri sebenarnya merupakan kekuatan ekonomi yang dimiliki Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, Indonesia menjadi pasar yang dilirik tidak hanya pelaku industri dalam negeri tapi juga luar negeri.

"Kekuatan konsumsi masyarakat sebenarnya merupakan kekuatan ekonomi dan menunjukkan kekuatan daya beli," kata Faisal, Selasa, (6/8/2024).

Faisal mengatakan yang jadi soal adalah ekonomi Indonesia masih terlalu bergantung pada sisi konsumen. Sementara, kata dia, sektor produksi seharusnya ikut dikembangkan sebagai motor utama penggerak perekonomian.

"Jadi poinnya adalah bagaimana pertumbuhan dari sisi produksi bisa menyamai atau bahkan melebihi konsumsi," kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05% pada kuartal-II 2024. Pertumbuhan ini mayoritas ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang memberikan andil 54,53%. Sektor tersebut berkontribusi sebesar 2,62% dari pertumbuhan.

Ketergantungan perekonomian Indonesia pada sektor konsumsi sebenarnya sudah berlangsung lama. Pada kuartal-II 2023 sektor konsumsi juga berkontribusi 2,77% dari total pertumbuhan ekonomi secara umum sebesar 5,17% yoy.

Faisal berpendapat pemerintah perlu mendorong agar industri dalam negeri mampu memanfaatkan pasar yang besar di Indonesia. Kebijakan pemerintah, kata dia, juga harus mendukung industri agar berkembang.

Dia meyakini dengan berkembangnya sektor industri dan kekuatan konsumsi yang dimiliki masyarakat adalah perpaduan yang pas untuk mendorong perekonomian Indonesia lebih tinggi. Dia mengatakan sektor produksi seharusnya bisa didorong melebihi konsumsi. Dengan demikian, maka produk Indonesia tersebut bisa diekspor ke luar negeri.

"Begitu aktivitas produksi akan meningkat yang sangat signifikan sehingga pertumbuhan ekonomi bukan hanya kuat dari konsumsi tapi juga dari produksi," kata dia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama perekonomian kuartal-II 2024. Menurutnya, konsumsi rumah tangga pada kuartal-II sedikit mengalami peningkatan menjadi 4,93%, dari sebelumnya pada kuartal-I sebesar 4,91%.

Dia mengatakan pertumbuhan konsumsi itu terutama didorong oleh adanya libur panjang dan hari raya keagamaan, seperti Idul Fitri. "Peningkatan paling besar terjadi pada pengeluaran di sektor transportasi," kata dia.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsumsi Warga RI 'Kurang Nampol' di Kuartal I, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular