BMKG Ungkap IKN Dilanda Hujan Sepanjang Tahun, Harus Dimodifikasi

Damiana, CNBC Indonesia
05 August 2024 14:15
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat kesiapan infrastruktur untuk Upacara Bendera HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN. (Dok. PUPR)
Foto: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat kesiapan infrastruktur untuk Upacara Bendera HUT ke-79 Kemerdekaan RI di IKN. (Dok. PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) secara intensif selama 24 jam di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Operasi itu diklaim berhasil mengurangi kejadian hujan di IKN hingga 97%. 

Ternyata OMC intensif 24 jam itu bukan tanpa alasan. 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, dari data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020), diketahui pola hujan di IKN memiliki karakteristik hujan dengan intensitas >150 mm/bulan yang terjadi sepanjang tahun. Sementara disebut musim kemarau apabila jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian (10 harian) berikutnya.

"Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek," kata Guswanto dalam keterangan resmi, Senin (5/8/2024).

"Selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi. Dengan begitu diprediksi berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," tambahnya.  

Kondisi ini, menurut Guswanto, berbeda dengan wilayah Indonesia di bagian Selatan.

"Saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian Selatan masih berada pada periode musim kemarau. Bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau," ujar Guswanto.

Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menambahkan hal senada.

"Sebenarnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau. Namun kawasan IKN cukup unik karena merupakan daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Sehingga, wilayah IKN normal disebut mengalami kemarau basah," ujar Seto.

BMKG Ungkap OMC Pangkas Hujan Sampai 97%

Plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, OMC diperlukan untuk mendukung percepatan pembangunan sejumlah infrastruktur penunjang di kawasan tersebut. Di antaranya adalah Istana Kepresidenan, Bandar Udara VVIP IKN, dan Jalan Tol menuju kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara. 

"Alhamdulillah, operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan BMKG sejak Juli lalu berhasil mengurangi kejadian hujan hingga 97 persen. Sementara 3 persennya adalah hujan yang masih terjadi namun lebih bersifat lokal dengan intensitas ringan dan durasi yang singkat, yaitu berkisar 1 jam," kata Dwikorita.

"Keberhasilan OMC ini membuat proses pengerjaan berbagai proyek di IKN dapat berjalan dengan lebih maksimal dan optimal," lanjutnya.

Tri Handoko Seto menambahkan, pada periode 4-18 Juli, rasio keberhasilan OMC hanya mencapai 70%, (29 jam hujan dari total 186 jam operasional). Namun, pada periode selanjutnya, yaitu periode 19 Juli - 2 Agustus rasio keberhasilan mencapai 97% (hanya 6 jam hujan dari total 354 jam operasional).

"Operasi modifikasi cuaca dilaksanakan selama 24 jam non-stop tanpa henti dengan tujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi," ujarnya.

OMC, jelas Seto, berperan menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan dengan bahan semai NaCl maupun CaO. Setelahnya bahan semai tersebut akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk ditabur secara manual di atas awan target.

"Penyemaian awan atau cloud seeding tersebut dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Bahan semai disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur," kata Seto.

Hujan Bikin Pembangunan IKN Molor

Sebagai informasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya mengungkapkan, Bandara Nusantara di IKN baru bisa didarati helikopter karena landasan pacu yang harusnya 2.200 meter ternyata kurang 300 meter.

Artinya, pembangunan Bandara Nusantara itu berjalan tak sesuai rencana. Bandara Nusantara batal dioperasikan dan didarati pesawat saat HUT Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2024.

Basuki pun mengungkapkan salah satu alasan pembangunan Bandara Nusantara molor karena hujan terus menerus di IKN.

"Mohon maaf karena bandara kita di IKN masih kurang 300 meter lagi untuk 2.200 meter. Target kami waktu itu 2.200 meter sampai dengan 17 Agustus, tapi karena kondisi hujan waktu yang lalu sekarang ini 24 jam kami kawal dengan TMC sehingga alhamdulillah kami 2 minggu di sana juga gak hujan," kata Basuki di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (1/8/2024).


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! BMKG Deteksi Awan Hujan di Langit IKN Kategori Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular