Internasional

Timur Tengah Mencekam, Ramai-Ramai Maskapai Alihkan Jalur Penerbangan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 August 2024 19:50
A convoy of tanker trucks carrying Iranian diesel crossed the border from Syria into Lebanon, arrives at the eastern town of el-Ain, Lebanon, Thursday, Sept. 16, 2021. The delivery, organized by the Iranian-backed Hezbollah group, violates U.S. sanctions imposed on Tehran after former President Donald Trump pulled America out of a nuclear deal between Iran and world powers three years ago. (AP Photo/Bilal Hussein)
Foto: AP/Bilal Hussein

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa maskapai di dunia telah menghindari penerbangan di beberapa wilayah Timur Tengah, seperti wilayah udara Iran dan Lebanon. Maskapai juga telah membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon.

Keputusan ini diambil maskapai karena khawatir meningkatnya kemungkinan konflik di wilayah tersebut pasca pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah minggu ini.

Laporan Reuters pada Jumat (2/8/2024) menyebut Singapore Airlines berhenti terbang melalui wilayah udara Iran sejak Jumat pagi dan menggunakan rute alternatif. Dalam sebuah pernyataan, maskapai asal negara tetangga RI ini mengatakan keselamatan adalah prioritas utama mereka.

Penerbangan Singapore Airlines ke London Heathrow pada Jumat pagi melewati utara Iran melalui Turkmenistan dan Azerbaijan, alih-alih melintasi Iran seperti yang dilakukannya sehari sebelumnya.

Sementara data Flightradar24 menunjukkan EVA Air dan China Airlines Taiwan juga tampaknya menghindari wilayah udara Iran untuk penerbangan ke Amsterdam pada Jumat yang sebelumnya terbang di atas Iran.

Meski begitu, kedua maskapai penerbangan ini tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang perubahan rute tersebut.

Dalam sebuah buletin, OPSGROUP, sebuah organisasi berbasis keanggotaan yang berbagi informasi risiko penerbangan, menyarankan lalu lintas antara Asia dan Eropa untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak.

Buletin dirilis sehari setelah sumber mengatakan bahwa pejabat tinggi Iran akan bertemu dengan perwakilan sekutu regional Iran dari Lebanon, Irak, dan Yaman untuk membahas kemungkinan pembalasan terhadap Israel.

Banyak maskapai penerbangan, termasuk maskapai penerbangan AS dan Eropa, sudah menghindari terbang di atas Iran, terutama sejak serangan rudal dan pesawat nirawak pada April antara Iran dan Israel.

Namun, sejumlah besar maskapai penerbangan pada hari Jumat masih terbang di atas Iran, termasuk maskapai penerbangan Uni Emirat Arab Etihad, Emirates dan FlyDubai, serta Qatar Airways dan Turkish Airlines.

Selama dua hari terakhir, Air India, Lufthansa Group Jerman, maskapai penerbangan AS United Airlines, dan Delta Air, dan ITA Airways Italia juga mengatakan mereka telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv.

Maskapai penerbangan minggu ini juga telah membatalkan dan menunda penerbangan ke ibu kota Lebanon, Beirut, setelah serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu.

Kanada pada Kamis mengeluarkan pemberitahuan kepada pesawat Kanada untuk menghindari wilayah udara Lebanon selama satu bulan karena risiko terhadap penerbangan dari aktivitas militer.

Sementara Inggris selama bulan lalu telah memberi tahu pilot tentang potensi risiko dari persenjataan antipesawat dan aktivitas militer di wilayah udara Lebanon.

Jika perang besar-besaran terjadi di Timur Tengah, OpsGroup mengatakan penerbangan sipil kemungkinan akan menghadapi risiko pesawat nirawak dan rudal melintasi jalur udara, serta peningkatan risiko pemalsuan GPS.

Ini merupakan fenomena yang berkembang di sekitar Lebanon dan Israel, di mana militer dan aktor lain menyiarkan sinyal yang mengelabui sistem GPS pesawat agar mengira pesawat berada di suatu tempat yang tidak seharusnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sibuk dengan Iran, Israel Kecolongan Rudal dan Drone Hizbullah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular