Ada Masalah Berat Tak Selesai di Era Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui masih ada tugas yang belum tuntas di ujung masa pemerintahan Presiden Jokowi. Pekerjaan rumah itu adalah skor ICOR Indonesia yang masih tinggi.
"ICOR kita masih tinggi dan ini yang harus betul-betul kita kurangi," kata Bahlil dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, dikutip Kamis, (1/8/2024).
ICOR merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) dengan menggunakan investasi tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan ICOR di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkat dari sekitar 5% pada 2014 menjadi 8,16% pada 2022.
Bahlil menilai tingginya ICOR ini menandakan 'kebocoran' dalam ekonomi yang masih tinggi. "Karena itu kan tingkat kebocoran ekonomi yang tinggi," kata dia.
Bahlil berharap ke depannya dapat menurunkan skor ICOR di Indonesia, sembari mempertahankan pencapaian yang telah diraih. Dia yakin dengan segala perbaikan yang terjadi, maka minat investor ke Indonesia akan semakin tinggi.
"Investor akan datang ke sebuah negara kalau negaranya itu betul-betul familiar dengan investasi," kata dia.
Dia mengatakan salah satu aspek yang perlu diperbaiki adalah perijinan. Dia bilang kemudahan perizinan ini harus diperbaiki bersama oleh semua pemangku kepentingan.
"Harus ada kesadaran kolektif dari pimpinan kementerian, gubernur, bupati, wali kota. Harus ada kesadaran bahwa investor itu penting. Tidak ada sebuah negara di dunia ini yang negaranya maju tanpa ada investasi," kata dia.
"Karena investor itu, investasi itu melahirkan pendapatan negara, lapangan pekerjaan, pendapatan daerah, perputaran ekonomi yang baik," kata dia melanjutkan.
(rsa/mij)