Internasional

Australia Mendadak Marah Besar-Tuntut Tanggung Jawab Israel, Ada Apa?

luc, CNBC Indonesia
Jumat, 02/08/2024 13:50 WIB
Foto: Pengunjuk rasa pro-Palestina menggantung spanduk di puncak Gedung Parlemen di Canberra, Australia, 4 Juli 2024. (via REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia marah besar dan meminta pertanggungjawaban Israel setelah serangan udara dari negara tersebut menewaskan tujuh pekerja amal dalam konvoi bantuan di Gaza.

Menurut hasil penyelidikan pemerintah Australia yang dirilis pada hari Jumat (2/8/2024), sebagaimana dikutip AFP, insiden itu disebabkan oleh "kegagalan serius" seperti "identifikasi yang salah".

Lalzawmi "Zomi" Frankcom, warga negara Australia, termasuk di antara tujuh staf World Central Kitchen yang tewas pada bulan April ketika konvoi bantuan mereka secara keliru diserang oleh serangan udara Israel.


Kematian yang melibatkan seorang warga Australia, tiga warga Inggris, seorang warga Amerika Utara, seorang Palestina, dan seorang warga Polandia ini memicu kemarahan global dan upaya baru untuk memastikan keselamatan pekerja bantuan di Gaza.

Mantan kepala angkatan udara Australia, Mark Binskin, ditugaskan untuk memantau investigasi Israel. Laporan yang telah dideklasifikasi dan dirilis pada Jumat itu menemukan bahwa tiga kendaraan dalam konvoi bantuan "diserang secara berurutan" setelah dianggap mencurigakan.

Sebuah drone pengintai Israel menandai kendaraan-kendaraan tersebut setelah melihat beberapa personel keamanan yayasan membawa senjata. Ini menyebabkan kebingungan dan kehilangan "kesadaran situasional," sehingga Israel salah mengidentifikasi mereka sebagai militan bersenjata, bukan petugas keamanan sipil.

Salah satu kesalahan paling signifikan adalah kegagalan membaca rencana pergerakan yang telah disepakati sebelumnya antara militer dan yayasan amal tersebut. Israel baru menyadari kesalahan itu ketika laporan mulai beredar di media sosial sekitar satu jam kemudian.

Meskipun banyak kegagalan operasional, laporan Binskin menemukan bahwa respons Israel selanjutnya "tepat waktu" dan "sesuai." Dua perwira segera dinonaktifkan, dan tiga lainnya mendapat teguran.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mendesak Israel untuk meminta maaf dan menegaskan bahwa Canberra akan terus mendesak "pertanggungjawaban penuh," termasuk kemungkinan tuntutan pidana.

Seruan Gencatan Senjata

"Pemerintah Australia akan terus berupaya hingga perlindungan yang tepat untuk pekerja bantuan terjamin," ujarnya kepada wartawan. "Perlindungan terbaik untuk pekerja bantuan, dan warga sipil, adalah gencatan senjata."

Didirikan oleh koki terkenal Jose Andres, yayasan amal World Central Kitchen yang berbasis di AS menyediakan makanan ke daerah yang dilanda krisis kemanusiaan dan bencana alam. Yayasan ini adalah salah satu dari dua LSM yang mempelopori upaya pengiriman bantuan ke Gaza melalui kapal dari Siprus.

Setelah menghentikan pekerjaannya di Gaza setelah serangan itu, World Central Kitchen melanjutkan operasinya pada akhir April.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengakui bahwa militer telah "secara tidak sengaja" menewaskan para relawan tersebut.

Konflik di Gaza meletus setelah serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menyebabkan 1.197 orang tewas, sebagian besar warga sipil, menurut data AFP yang didasarkan pada angka resmi Israel.

Para militan menyandera 251 orang, 111 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 39 yang menurut militer Israel telah tewas. Israel menanggapi dengan serangan militer yang telah menewaskan setidaknya 39.480 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di wilayah tersebut.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Operasi Darat & Udara Israel Tewaskan 30 Orang di Gaza