Internasional

Timteng Makin Ngeri, Houthi-Hizbullah Respons Ismail Haniyeh Tewas

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
31 July 2024 15:02
Pemimpin tertinggi kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian di parlemen Teheran, Iran, Selasa (30/7/2024). (Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)
Foto: Pemimpin tertinggi kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian di parlemen Teheran, Iran, Selasa (30/7/2024). (Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi penguasa Yaman, Houthi, dan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, buka suara serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024). Hal ini dilontarkan saat kedua kelompok itu masih bersitegang dengan Tel Aviv akibat serangan ke Gaza.

Anggota Biro Politik Houthi, Mohammed Ali Al Huthi, murka terhadap serangan itu seraya menyebutnya tindakan "teroris dan kriminal". Ia menyebut serangan itu melanggar kaidah kemanusiaan dan juga aturan hukum.

"Menargetkannya adalah kejahatan teroris yang keji dan pelanggaran hukum dan nilai-nilai ideal yang mencolok," tegasnya dalam akun X resmi yang dikutip AFP.

Hal sama juga dikatakan Hizbullah. Kelompok itu juga mengecam pembunuhan Haniyeh. 

Diketahui, kematian Haniyeh terjadi tak berapa lama setelah Israel melakukan serangan ke Lebanon yang diklaim menewaskan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr. Meski demikian dalam beberapa pembaruan media barat, tewasnya Shurk masih simpang siur.

"Pembunuhan Haniyeh menguatkan tekad dan kekeraskepalaan para pejuang untuk melawan Israel," kata kelompok itu di Telegram.

"Kami di Hizbullah berbagi dengan saudara-saudara kami yang terkasih di gerakan Hamas semua perasaan pedih atas kehilangan pemimpin besar ini," tambahnya.

"Perasaan marah atas kejahatan musuh, perasaan bangga bahwa para pemimpin dalam gerakan kami memimpin rakyat dan mujahidin mereka menuju kesyahidan," kata pesan kelompok itu 

Hamas, Hizbullah, dan Houthi, merupakan sekutu yang bergabung dalam poros yang disebut sebagai 'poros perlawanan'. Ketiga aliansi ini terus melakukan perlawanan terhadap sikap Israel yang terus mencaplok tanah Palestina.

Baik Hizbullah dan Houthi telah melontarkan serangan ke Israel untuk menekan Tel Aviv agar menghentikan serangan ke Gaza. Diketahui, wilayah itu sudah porak-poranda setelah perang antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober silam, dan menewaskan hingga hampir 40 ribu warga sipil.

Selama perang antara Hamas dengan Israel di Gaza, Houthi, yang merupakan kelompok pro Iran, melancarkan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel dan sekutunya di wilayah Laut Merah dan Teluk Aden. Selain serangan tidak langsung, beberapa pekan lalu, Houthi juga sempat menyerang langsung Israel dan mengenai sebuah lokasi di Tel Aviv yang kemudian dibalas oleh Israel dengan bombardir di kota Hodeidah.

Sementara itu, untuk Hizbullah, kelompok itu beberapa kali menyerang Israel dengan harapan menekan Negeri Zionis itu untuk dapat menghentikan serangannya ke Gaza. Serangan itu pun berbuah balasan dari Israel.

Sejak 7 Oktober, serangan Israel pada Hizbullah telah menewaskan lebih dari 500 orang di Lebanon. Sebagian besar korban adalah pejuang Hizbullah, namun lebih dari 100 warga sipil juga dilaporkan tewas.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ismail Haniyeh Tewas, Hamas Ancam Balas Dendam Perang ke Yerusalem

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular