Internasional

Pemimpin Druze Tolak Hasutan Israel Balas Serangan Roket di Golan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 July 2024 21:10
Warga berkumpul mengantarkan jenazah saat pemakaman  anak-anak yang tewas pada sebuah lapangan sepak bola akibat serangan roket Hizbullah di Desa Druze, Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, Minggu (28/7/2024). (REUTERS/Ammar Awad)
Foto: Warga berkumpul mengantarkan jenazah saat pemakaman anak-anak yang tewas pada sebuah lapangan sepak bola akibat serangan roket Hizbullah di Desa Druze, Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, Minggu (28/7/2024). (REUTERS/Ammar Awad)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Druze menolak hasutan Israel untuk membalas serangan roket diduga dari kelompok Hizbullah Lebanon di Dataran Tinggi Golan, yang dianeksasi dan merupakan tempat tinggal suku minoritas tersebut.

Sebagai informasi, pada Sabtu lalu, sebuah proyektil jatuh di lapangan sepak bola di komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Insiden ini menewaskan 12 anak-anak dan orang muda serta melukai 30 lainnya.

Penolakan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi kota Druze Arab di wilayah tersebut pada Senin (29/7/2024).

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah kunjungannya, para pemimpin awam dan agama Druze mengatakan masyarakat menolak "upaya untuk mengeksploitasi nama Majdal Shams sebagai platform politik dengan mengorbankan darah anak-anak kita".

Menyadari bahwa kepercayaan Druze "melarang pembunuhan dan balas dendam dalam bentuk apapun", para pemimpin komunitas mengatakan "kami menolak pertumpahan setetes darahpun dengan dalih membalas dendam atas anak-anak kami," seperti dikutip AFP pada Selasa (30/7/2024).

Namun, para pemimpin Druze mengatakan seluruh komunitas masih terguncang oleh kematian anak-anak tersebut. "Tragedi ini sangat besar, dampaknya menyakitkan dan kerugiannya ditanggung oleh setiap rumah tangga di Golan," kata mereka.

Sebagian besar dari sekitar 11.000 penduduk Majdal Shams yang sebagian besar beragama Druze masih mengidentifikasi diri sebagai warga Suriah lebih dari setengah abad setelah Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dan kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Hizbullah sendiri dengan tegas membantah bertanggung jawab atas proyektil tersebut, tetapi Israel menyalahkan kelompok Lebanon atas serangan mematikan tersebut.

Kekerasan di perbatasan Israel-Lebanon sejak Oktober telah menewaskan 22 tentara dan 24 warga sipil di wilayah Israel, termasuk di Golan yang dianeksasi, menurut data militer.

Setidaknya 527 orang tewas di wilayah Lebanon, menurut penghitungan AFP. Sebagian besar adalah pejuang, tetapi jumlah korban termasuk sedikitnya 104 warga sipil.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siapa Suku Druze, Berpeci-Kerudung di Makam Korban Roket Golan Israel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular