Negara 'Kecolongan' Rp270 T Gegara Korupsi, Luhut Ungkap Penyesalannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui adanya keterlambatan dalam penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian/Lembaga (Simbara) sebagai monitoring sektor pertambangan khususnya timah.
Hal itu menjadikan Indonesia 'kecolongan' kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp270-an triliun.
Sebagaimana diketahui, pemerintah sudah meluncurkan Simbara untuk sektor nikel dan timah. Yang terbaru adalah untuk memantau aktifitas sektor batu bara.
Menko Luhut menyebutkan, untuk yang baru batu bara memang baru setahun ini. Sementara nikel sudah mulai masuk. Nah, Luhut mengakui bahwa sektor timah agak terlambat memakai Simbara.
"Sampai kemarin maling-maling yang berapa tuh? Rp 270 triliun gitu ya potensinya. Sebenarnya kita, wah karena banyak sekali pekerjaan agak terlambat di situ. Tapi sekarang sudah masuk. Sudah jalannya semua. Nggak bisa main-main juga. Nanti kita akan bicara lingkungan. Kau punya IUP tadi komplai nggak terhadap lingkungan ini?" ungkap Luhut kepada CNBC Indonesia dalam Economic Update 2024, Selasa (30/7/2024).
Selain sektor mineral dan batu bara, Luhut menegaskan, Simbara juga akan masuk ke sektor Kelapa Sawit dan Seaweed dan juga durian.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan Luhut: Pejabat-Pejabat Itu Mentalnya Harus Jadi Pelayan!
