Bank Sentral Jepang Mulai 'Kopi Darat', Bakal Umumkan Hal Penting Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank of Japan (BoJ) memulai pertemuan pembahasan kebijakan moneter, Selasa (30/7/2024). Hal ini terjadi saat para investor masih fokus pada keputusannya lembaga perbankan resmi itu tentang suku bunga dan pembelian obligasi pemerintah.
BoJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya dan memangkas pembelian obligasi pemerintah Jepang. Namun jumlah pasti untuk kedua tindakan tersebut belum jelas.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BoJ mungkin akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,1% dari kisaran saat ini 0%. Analis dari ING dalam sebuah catatan minggu lalu memperkirakan suku bunga dapat dinaikkan menjadi 0,15%, sementara Bank of America memperkirakan suku bunga dapat naik hingga 0,25%.
Di sisi lain, inflasi utama Jepang berada di angka 2,8% untuk bulan Juni, tidak berubah dari bulan Mei. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan segar, meningkat menjadi 2,6%, dari 2,5%. Tingkat inflasi utama masih berada di atas target 2% BoJ selama lebih dari dua tahun.
Negosiasi upah terbaru antara serikat pekerja dan perusahaan telah membawa siklus positif terhadap yang memungkinkan Bank Jepang untuk menaikkan suku bunga dan menormalkan kebijakan moneternya. Ini dikarenakan kenaikan upah yang cukup tinggi.
Konfederasi Serikat Buruh Jepang, yang dikenal sebagai Rengo, mengatakan pada tanggal 3 Juli bahwa perusahaan besar dengan 300 atau lebih karyawan yang didukung serikat telah menaikkan upah sebesar 5,19%, sementara perusahaan kecil telah menaikkan upah sebesar 4,45%. Ini menandai kenaikan upah terbesar dalam 33 tahun
Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan pada bulan Juni bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga dengan melihat data dan informasi ekonomi, harga-harga barang, dan kondisi keuangan yang tersedia.
"Keputusan kami tentang pengurangan pembelian obligasi dan kenaikan suku bunga adalah dua hal yang berbeda," kata Ueda kepada parlemen negara tersebut dikutip CNBC International
Obligasi Gimana?
Pertemuan saat ini juga akan mencermati rencana BoJ tentang bagaimana mengurangi program pembelian obligasinya. Juni lalu, BoJ menyebut akan mengurangi jumlah pembelian Obligasi Pemerintah Jepang (JGB) untuk memastikan bahwa suku bunga jangka panjang akan terbentuk lebih bebas di pasar keuangan.
BoJ saat ini membeli sekitar 6 triliun yen (Rp 636 triliun) JGB per bulan, menurut rilisnya di bulan Maret. Kepemilikan JGB BoJ saat ini mencapai 579 triliun yen (Rp 61.374 triliun) per 19 Juli
"BoJ kemungkinan akan mengurangi pembelian obligasi secara bertahap dalam beberapa tahap dengan kecepatan yang sejalan dengan pandangan pasar yang dominan, untuk menghindari lonjakan imbal hasil yang tidak diinginkan," ujar salah seorang sumber kepada Reuters.
(sef/sef)