Duh! 80% Penikmat BBM Pertalite Ternyata Orang Kaya

Thea Arbar, CNBC Indonesia
Sabtu, 27/07/2024 20:22 WIB
Foto: Sejumlah warga mengantre untuk melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina di Kawasan Ciputat , Tangeran Selatan, Senin (17/10/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Terungkap bahwa 80% pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) atau Pertalite, adalah orang yang mampu. Data ini dibeberkan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno.

Bahkan menurut Eddy, tidak menutup kemungkinan orang yang menikmati BBM subsidi, kendaraannya lebih dari satu.

"Mereka tidak dalam daftar penerima subsidi, tidak juga masuk kategori UMKM, bukan angkot, atau ojek, dan lain-lain," ungkap Eddy dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia di Jakarta pada Rabu lalu dikutip Sabtu (27/7/2024).


Hal inilah yang menurut Eddy menjadi dilema dalam penyaluran subsidi BBM. Padahal BBM subsidi itu seharusnya diberikan untuk masyarakat yang sudah jelas kategorinya. Yaitu, masyarakat yang tidak mampu, ekonomi lemah, yang ada dalam DTKS dan juga UMKM.

Secara rinci, Eddy menyebut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) 2020 menunjukkan, desil 1-4 (empat kelompok masyarakat termiskin) menikmati hanya 20,7% Pertalite, sedangkan desil 5-10 (terkaya) mengonsumsi 79,3%.

Foto: Sejumlah warga mengantre untuk melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina di Kawasan Ciputat , Tangeran Selatan, Senin (17/10/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Sejumlah warga mengantre untuk melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina di Kawasan Ciputat , Tangeran Selatan, Senin (17/10/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Selain itu, laporan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), tercatat bahwa 40% dari subsidi BBM di Indonesia justru dinikmati oleh 20% rumah tangga terkaya.

Di sisi lain, pada tahun ini saja kompensasi untuk Solar dan Pertalite sudah mencapai Rp 163 triliun yang berarti 80%-nya justru dinikmati orang kaya dan mampu.

Menurut Eddy, tidak adanya mekanisme pendistribusian tertutup untuk Pertalite dan Solar menyebabkan siapa pun bisa membeli BBM bersubsidi tersebut, termasuk si kaya sekalipun.

"Estimasi penghematan APBN jika subsidi dilakukan tepat sasaran adalah Rp 130 Triliun. Penghematan itu bisa digunakan untuk program-program percepatan pembangunan maupun menambah secara signifikan bantuan sosial untuk warga tidak mampu," kata Eddy.

Ditambah lagi, catatan Energy Watch pada tahun 2022 lalu penghematan subsidi BBM 100 triliun bisa memberikan beasiswa untuk 8,3 juta siswa, membangun 40 ribu sekolah, dan 20 ribu Puskesmas.


(tfa/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina