Kabar Buruk! Ada Tanda-Tanda Orang RI Bakal Tunda Beli Mobil Tahun Ini

Damiana, CNBC Indonesia
25 July 2024 16:30
Suasana ajang pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten Kamis (18/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana ajang pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten Kamis (18/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil nasional diprediksi masih akan mengalami kelesuan hingga akhir tahun 2024 ini. Warga RI diperkirakan masih akan menahan merogoh koceknya membeli mobil. 

Tercatat, penjualan mobil nasional, dari pabrikan ke diler (wholesale) sepanjang Semester I tahun 2024 anjlok 19,4% secara tahunan. Dari 506.427 unit di Januari-Juni 2023 menjadi 408.012 di periode sama tahun 2024.

Sementara penjualan diler ke ritel atau retail sales tercatat sebanyak 431.987 unit pada Januari-Juni 2024. Mengalami koreksi sekitar 14,3% dari tahun sebelumnya sebanyak 502.533 unit.

"Kemungkinan besar, penurunan ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat akibat berbagai faktor. Seperti kondisi ekonomi global dan domestik yang masih belum stabil, kenaikan harga bahan bakar, inflasi, dan suku bunga," kata Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (25/7/2024).

"Situasi ketidakpastian ini telah membuat segmentasi masyarakat middle income class yang notabene kelompok pembeli terbesar kendaraan menjadi lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang mereka dalam membeli produk konsumsi tersier, termasuk untuk pembelian kendaraan baru," tambahnya.

Hal itu, lanjutnya, membuktikan penurunan penjualan mobil nasional pada Semeter I tahun 2024 memang dipengaruhi kenaikan harga mobil yang tak diimbangi kenaikan pendapatan masyarakat kelas menengah. 

Padahal, imbuh dia, masyarakat berpendapatan menengah adalah target utama pasar mobil LCGC (low cost green car/ mobil ramah lingkungan harga terjangkau). Dalam hal ini, kata Yannes, LCCG adalah segmen kendaraan termurah dari produksi otomotif Jepang dan Korea di Indonesia. 

Lalu apakah GIIAS dapat membantu mendongkrak penjualan mobil nasional tahun 2024 ini?

Yannes mengatakan, pameran seperti GIIAS memang berpotensi meningkatkan minat dan penjualan mobil dalam jangka pendek. Terutama dengan peluncuran model baru, promosi, dan edukasi konsumen.

"Namun, dengan adanya tantangan seperti pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, serta perubahan preferensi konsumen yang mungkin masih waspada terhadap pengeluaran besar, harapan sales dapat mencapai penjualan mobil nasional hingga 1 juta unit sepertinya cukup challenging," uajr Yannes.

Penjualan Mobil Nasional 2024 Diramal Kurang 900.000 Unit

Karena itu, Yannes menambahkan, tetap perlu memantau perkembangan pasar dan kebijakan pemerintah, suku bunga, dan respons pasar terhadap insentif yang diberikan ke sektor otomotif.

"Yang mungkin bisa memberikan dorongan tambahan pada penjualan di sisa tahun ini," ucap Yannes.

"Mengingat faktor-faktor di atas, ada kemungkinan konsumen akan menahan pembelian mobil sampai akhir tahun. Faktor ekonomi, melemahnya daya beli middle income class Indonesia jadi kuncinya. Hal-hal seperti pemulihan ekonomi yang belum stabil dan kenaikan suku bunga, cukup berperan dalam mendorong kecenderungan sales mobil nasional di sisa tahun 2024 masih penuh dengan ketidakpastian ini," tambahnya.

Bukan tak beralasan.

Yannes menjelaskan, ekonomi dunia sekarang sedang tidak baik-baik saja. Dengan pertumbuhan ekonomi global yang masih lebih lambat dibandingkan dekade sebelum pandemi Covid-19.

Faktor-faktor yang menekan ekonomi termasuk inflasi yang persisten, terutama di negara-negara maju menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan berdampak negatif pada pasar berkembang dan negara-negara berkembang. 

Belum lagi, ujarnya, ketegangan perdagangan internasional dan kebijakan proteksionis yang meningkat menambah risiko terhadap stabilitas ekonomi global.

"Indonesia yang merupakan bagian dari ekosistem global juga terkena imbasnya," sebut Yannes.

Karena itu, Yannes memprediksi, pasar mobil nasional hingga akhir tahun 2024 ini masih lemah. Parahnya lagi, dia memperkirakan, penjualan mobil di dalam negeri tak akan mampu sentuh 900.000 unit di akhir tahun 2024.

"Jika tidak terjadi keajaiban ekonomi, paling di kisaran 850 ribu unit. Semoga saya salah," sebut Yannes.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Mobil RI Anjlok 23% Lebih, Bos Suzuki Bongkar Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular