
Bukan Rp 6.800 per Liter, Ternyata Segini Harga Asli BBM Solar

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar subsidi yang dijual di pasaran saat ini jauh di bawah harga keekonomian.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan bahwa harga BBM Solar subsidi saat ini masih dibanderol sebesar Rp 6.800 per liter. Sementara itu, harga BBM Solar non subsidi, seperti Dexlite, kini harganya telah tembus sebesar Rp 14.550 per liter.
"Jadi subsidi Solar itu tidak sampai terhadap angka keekonomiannya Solar. Subsidinya kan hanya Rp 1.000 per liter sekarang (harganya) Rp 6.800 per liter. Kan harga Solar bukan Rp 7.800 per liter. Lihat aja misalkan Dexlite lain, itu kan angkanya di Rp 13.000-14.000 per liter. Nah sisanya itulah yang disebut kompensasi," kata dia dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, Rabu (24/7/2024).
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengusulkan adanya kenaikan subsidi Solar sekitar Rp 1.000-3.000 per liter pada tahun 2025 mendatang. Adapun subsidi Solar pada tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 1.000 per liter.
Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif saat menyampaikan usulan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025.
"Sampai dengan Mei 2024, dengan subsidi tetap minyak solar sebesar Rp 1.000 per liter, besarnya kompensasi yang dialokasikan sampai dengan bulan Mei 2024 adalah Rp 4.496 per liter. Dalam RAPBN T.A. 2025, kami mengusulkan Subsidi Tetap untuk Minyak Solar sebesar Rp1.000 - Rp3.000 per liter," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (5/6/2024).
Arifin menjelaskan, kenaikan pemberian subsidi untuk BBM jenis solar dalam RAPBN 2025 mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya yakni mengenai harga keekonomian Solar yang saat ini mencapai Rp 12.100 per liter.
"Hal ini perlu dilakukan mengingat harga keekonomian minyak Solar mencapai Rp 12.100 per liter, sedangkan harga jual eceran sebesar Rp 6.800 per liter," kata dia.
Menurut Arifin, minyak Solar masih banyak dipergunakan untuk transportasi darat, transportasi laut, kereta api, usaha perikanan, usaha pertanian, usaha mikro, dan pelayanan umum. Dengan demikian, diperlukan upaya menjaga harga jual eceran minyak Solar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Orang Kaya Isi BBM Subsidi, Bahlil: Apa Kata Dunia, Bos?