Internasional

Bos Secret Service Mundur Buntut Trump Ditembak

sef, CNBC Indonesia
24 July 2024 06:40
U.S. Secret Service Director Kimberly Cheatle is sworn in during a House of Representatives Oversight Committee hearing on the security lapses that allowed an attempted assassination of Republican presidential nominee Donald Trump, on Capitol Hill in Washington, U.S., July 22, 2024. REUTERS/Kevin Mohatt
Foto: REUTERS/Kevin Mohatt

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos Dinas Rahasia (Secret Service) Amerika Serikat (AS) , Kimberly Cheatle mengundurkan diri, Selasa waktu setempat. Ini sehari setelah dirinya mengakui bahwa badan yang ia pimpin gagal dalam misi mencegah upaya pembunuhan terhadap mantan presiden dan juga calon presiden (capres) Partai Republik dalam pemilihan November 2024, Donald Trump.

Pengunduran diri Chetale, pertama kali dilaporkan NBC News, mengutip sumber. Namun ini dikonfirmasi CNBC International, CNN, dan AFP kemudian.

"Mengingat kejadian baru-baru ini, dengan berat hati, saya telah membuat keputusan sulit untuk mundur sebagai Direktur Anda," tulis Chetle dalam suratnya ke staf Dinas Rahasia AS, dikutip Rabu (24/7/2024).

"Pengawasan selama seminggu terakhir sangat ketat dan akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan tempo operasional kami," tambahnya.

"Sebagai Direktur Anda, saya bertanggung jawab penuh atas pelanggaran keamanan."

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas telah menunjuk Wakil Direktur Dinas Rahasia Ronald Rowe untuk menjabat sebagai penjabat direktur badan tersebut sampai direktur tetap dipilih. Presiden Joe Biden mengatakan dia berencana untuk menunjuk direktur Dinas Rahasia yang baru "segera".

"Berterima kasih kepada Cheatle atas pelayanan publiknya selama puluhan tahun," kata Biden.

"Sebagai seorang pemimpin, dibutuhkan kehormatan, keberanian, dan integritas yang luar biasa untuk mengambil tanggung jawab penuh atas sebuah organisasi yang ditugasi dengan salah satu pekerjaan paling menantang dalam pelayanan publik," tambahnya menanggapi mundurnya Cheatle.



Sementara Trump sendiri juga memberi pernyataan melalu media sosial (medsos). Ia menyindir pemerintah Biden yang menurutnya "tak melindunginya".

"Pemerintahan Biden/Harris tidak melindungi saya dengan baik, dan saya terpaksa mengambil tindakan demi Demokrasi," tulis Trump.

"SUATU KEHORMATAN BAGI SAYA UNTUK MELAKUKANNYA!," muatnya lagi dalam huruf kapital.

Sementara itu, Ketua Komite Pengawas DPR AS mngatakan mundurnya Cheatle tidak akan menghentikan tuntutan panel tersebut untuk Dinas Rahasia AS. Apalagi selama ini, Dinas Rahasia AS tak pernah gagal sepanjang sejarahnya.

"Dinas Rahasia mempunyai misi yang tidak pernah gagal namun secara historis mereka gagal dalam pengawasan Direktur Cheatle," kata ketua yang menuntut pengunduran diri Cheatle anggota DPR James Comer, R-Ky.

Trump ditembak 13 Juli. Kejadian bermula saat Trump tengah berpidato di depan pendukungnya di Pennsylvania.

Beruntung dirinya selamat meski mengalami luka di telinga. Namun, satu warga tewas tertembak dan dua warga lain menderita luka parah.

Biro Investigasi Federal (FBI) merilis pelaku bernama Thomas Matthew Crooks, 20, dari Bethel Park, Pennsylvania. Ia dilaporkan menaikin atap, yang tak jauh dari lokasi kampanye Trump saat melakukan penembakan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Selamat dari Penembakan Pennsylvania, Secret Service Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular