RI Bisa Panen Cuan dari Industri Nikel, Tapi Syaratnya Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel mengungkapkan sejatinya untuk bisa mengembangkan hilirisasi nikel di Indonesia dibutuhkan industri pendukung untuk menyerap hasil hilirisasi nikel di Indonesia.
Direktur Utama NCKL Roy Arman Arfandy mengungkapkan bahwa industri nikel di RI membutuhkan industri lainnya seperti untuk industri baterai kendaraan listrik dan stainless steel.
"Jadi kita lihat perkembangan industri nikel ini akan sangat tergantung pada dua industri pendukung ini gitu," jelas Roy kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, Selasa (23/7/2024).
Adapun, saat ini pihaknya memasok kebutuhan akan komponen baterai kendaraan listrik, tepatnya untuk prekursor katoda baterai, yakni MHP (Mixed Hydroxide Precipitate) dan juga nikel sulfat. Roy menyebut, perusahaannya ini merupakan produsen MHP pertama di Indonesia.
Adapun pengelolaan pabrik MHP dan nikel sulfat ini berada di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, di bawah pengelolaan PT Halmahera Persada Lygend, anak usaha NCKL.
"Perusahaan smelter pertama kami sudah beroperasi dari 2017 dan kemudian kami melanjutkan ekspansi ke bahan baku untuk baterai mobil listrik pada tahun 2018. Di mana pabrik kami ini PT Halmahera Persada Lygend menjadi produsen MHP, Mixed Hydroxide Precipitate yang pertama di Indonesia," ungkapnya.
"Dan Indonesia atau khususnya Harita Nickel adalah saat ini menjadi satu-satunya produsen nickel sulfate dan cobalt sulfate di Indonesia. Nah nickel sulfate dan cobalt sulfate ini adalah produk utama untuk membuat precursor katoda bagi baterai mobil listrik," tambahnya.
Roy juga menyebut, permintaan nikel dunia juga masih tinggi untuk memenuhi kebutuhan untuk industri lain, seperti industri stainless steel.
"Stainless ini membutuhkan sangat banyak bahan baku yang berbasis nikel khususnya yang disebut nickel pig iron atau feronikel. Nah kami juga memproduksi feronikel ini dan kami menjual kepada pabrik-pabrik stainless steel yang ada di luar negeri," tuturnya.
Dengan begitu, dia menilai saat ini langkah pemerintah untuk melakukan hilirisasi khususnya pada sektor nikel. Roy mengatakan program tersebut harus terus dilanjutkan untuk bisa memberikan nilai tambah untuk negara.
"Indonesia sudah punya nikel pemerintah sudah melakukan langkah yang sangat bagus mendorong terjadi hilirisasi dan kita dapat lihat bahwa ini memberikan nilai tambahan yang luar biasa atas produk nikel yang kita ekspor dari Indonesia gitu," tandasnya.
(wur)