Tensi Politik Dunia Makin Memanas, Ini Efeknya ke Produsen Minyak RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 23/07/2024 13:55 WIB
Foto: Rahasia PHE Percepat Transisi Energi Hingga Dorong Pemberdayaan Masyarakat (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengakui tensi geopolitik global yang masih memanas cukup berdampak bagi aktivitas perusahaan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Terutama dalam kegiatan pengeboran, proses produksi hingga komersialisasi.

Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim mengungkapkan ketidakstabilan geopolitik global yang terjadi beberapa waktu belakangan ini telah berdampak buruk pada rantai suplai perusahaan.

"Kami merasakan dari sisi operasi terkait dengan geopolitik ini, ada rantai suplai yang cukup terganggu untuk men-support dari kegiatan katakanlah pemboran dan sampai ke tahapan produksi. Kemudian juga dari sisi komersial, sangat mempengaruhi dengan kondisi-kondisi ini," kata Chalid dalam acara Energi Corner CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/7/2024).


Menurut dia tensi geopolitik yang cukup memanas mempunyai nilai positif dan negatif bagi perusahaan. Misalnya, ketika terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina telah membuat harga gas alam cair (LNG) global meningkat.

"Ada nilai positif, ada nilai negatifnya. Katakanlah kemarin Rusia dan Ukraina, konflik di mana harga gas cukup meningkat, khususnya untuk LNG," kata Chalid.

Namun, pihaknya juga melihat ada beberapa faktor yang menjadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan operasi perusahaan akibat konflik berkepanjangan tersebut.

"Di sisi lain juga kita melihat ada beberapa faktor yang menjadi tantangan tersendiri buat kita. Akhirnya semua fluktuasi ini, baik itu harga minyak, sangat mempengaruhi dari keekonomian operasi produksi kita," katanya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR