Internasional

'Neraka Bocor' Serang Arab, Suhu Kota Ini Bak 62 Derajat Celcius

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 July 2024 21:40
Langit Dubai berubah menjadi hijau dalam pemandangan apokaliptik (Gambar: X)
Foto: Kota Dubai (Gambar: X)

Jakarta, CNBC Indonesia - Panas ekstrim melanda Dubai. Bahkan, suhu udara yang terasa mencapai 62 derajat celcius.

Dalam laporan BNE News, meskipun suhu udara nominal di Dubai berada di level 43 derajat celcius pada tanggal 17 Juli, kombinasi mematikan antara kelembapan tinggi dan suhu udara yang intens menciptakan indeks panas yang lebih tinggi.

"Kombinasi kelembapan tinggi dan suhu udara telah mendorong indeks panas ke tingkat berbahaya, mendekati batas teoretis toleransi panas manusia," tulis laporan itu dikutip Senin (22/7/2024).

Para ahli meteorologi memperingatkan suhu di Dubai mendekati batas suhu bola basah (wet-bulb) sehingga aktivitas di luar ruangan dapat mengancam jiwa. Suhu bola basah adalah suhu di atas 35 derajat namun kelembapan mendekati 100% keringat tidak lagi menguap.

Hal ini kemudian mencegah tubuh menjadi dingin. Ini juga dapat menyebabkan kematian.

Lokasi geografis Dubai yang dekat dengan Garis Balik Utara juga berperan, begitu pula dengan efek 'pulau panas', yaitu permukaan kota yang menyerap dan menahan panas. Tingkat kelembapan yang tinggi karena kedekatannya dengan Teluk Persia dan tren perubahan iklim global juga menjadi faktor penyebabnya.

Pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan yang mendesak penduduk dan wisatawan untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan panas. Ini termasuk tetap terhidrasi, menghindari aktivitas di luar ruangan selama jam sibuk, dan menggunakan ruangan ber-AC.

"Suhu udara 42 derajat celcius dan titik embun 29 derajat celcius menghasilkan indeks panas 62 derajat celcius di Bandara Internasional Dubai pada pukul 15.00," tambahnya.

Dubai telah dilanda kondisi cuaca ekstrem pada awal tahun ini ketika curah hujan sepanjang tahun turun tiba-tiba hanya dalam satu hari. Ini menyebabkan banjir yang meluas.

Kondisi panas yang ekstrem juga meningkatkan kekhawatiran mengenai konsumsi energi, keselamatan pekerja, dan potensi dampaknya terhadap pariwisata di emirat yang terkenal dengan panasnya musim panas tersebut.

Awal minggu ini produksi listrik di seluruh kawasan mencapai Megawatt per jam tertinggi yang pernah ada. Ini didorong masyarakat tang menyalakan AC untuk mengimbangi dampak panas.

Para ilmuwan mengatakan meskipun Dubai dan Abu Dhabi sering mengalami suhu tinggi selama musim panas, intensitas gelombang panas ini sejalan dengan pola global terkait dengan perubahan iklim.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Neraka Bocor' Tembus 53 Derajat, Buruh Jadi Korban-Tidur di Jalan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular