Internasional

Biden Mundur dari Pencalonan Presiden AS, Zelensky Pusing?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 22/07/2024 21:30 WIB
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (REUTERS/Thomas Peter/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky buka suara terkait mundurnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dari pencalonan presiden berikutnya. Hal ini disampaikan saat Kyiv masih terus bergantung dengan Washington atas bantuan persenjataan untuk melawan Rusia.

Dalam laporan Kyiv Independent, Zelensky menyatakan rasa hormatnya terhadap keputusan Biden untuk mundur dari pencalonan presiden. Ia juga berterima kasih atas dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap perjuangan kemerdekaan Ukraina.


"Kami akan selalu berterima kasih atas kepemimpinan Presiden Biden. Dia mendukung negara kami pada momen paling dramatis dalam sejarah, membantu kami mencegah Putin menduduki negara kami, dan terus mendukung kami sepanjang perang yang mengerikan ini," tulis Zelensky di X, Senin (22/7/2024).

Zelensky menekankan bahwa situasi di Ukraina dan Eropa masih sulit. Ia mengharapkan dukungan dan kepemimpinan berkelanjutan dari AS di masa depan.

"Keputusan Presiden Biden akan dikenang sebagai tindakan berani yang diambil dalam menanggapi masa-masa sulit," tambahnya.

Sebelumnya, Biden memutuskan untuk mundur dari kampanye pencalonannya untuk periode kedua. Ia pun mendorong wakilnya, Kamala Harris, untuk bersaing dalam pemilihan umum melawan calon Partai Republik, Donald Trump.

Mundurnya Biden terjadi saat posisinya terus berada di bawah Trump. Trump terus unggul pasca debat, di mana Biden terlihat tidak mampu menguasai forum, serta insiden penembakan dalam kampanye Partai Republik di Pennsylvania.

Trump telah menunjuk calon wakilnya, JD Vance, untuk maju dalam pemilihan. Keduanya merupakan tokoh yang terus menggemakan pemberlakuan kebijakan 'America First' yang lebih fokus di dalam negeri dan tak begitu ambil pusing terhadap kondisi global.

Bila menang, Trump diramal dapat menyetujui proposal aneksasi Moskow di wilayah Ukraina. Ia juga pernah terang-terangan mengizinkan Rusia menyerang negara NATO yang memiliki kontribusi kecil dalam aliansi itu.

Di sisi lain, Vance sendiri pernah menyebutkan bahwa masalah Ukraina bukanlah sesuatu yang penting bagi AS. Ia juga berpandangan Presiden Rusia Vladimir Putin bukanlah ancaman.

"Saya tidak berpikir bahwa Vladimir Putin (Presiden Rusia) merupakan ancaman nyata bagi Eropa, dan sejauh ini ia merupakan ancaman, sekali lagi hal ini menunjukkan bahwa Eropa harus mengambil peran yang lebih agresif dalam keamanannya sendiri," tuturnya.

Direktur Institut Kajian Internasional Freeman Spogli, Michael McFaul, memaparkan bagaimana Vance menjadi salah satu penentang utama paket bantuan baru ke Ukraina musim semi lalu. Menurutnya, manuver Trump untuk menarik Vance menjadi partner majunya adalah citraan patron kebijakan luar negeri yang dianutnya.

"Biden dan Harris telah mempromosikan demokrasi dan menentang otokrat. Trump dan Vance tidak menaruh perhatian pada kemajuan demokrasi di luar negeri dan malah menganut paham autokrat. Perbedaan pendekatan asing yang dianut oleh kedua calon presiden ini sangat jelas," ujar McFaul, yang juga mantan Duta Besar AS untuk Rusia.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Sudah Menyebar Ke Tulang