
Skandal Saham Jerat Konglomerat Tetangga RI, Tipu-Tipu Rp2,3 Ttriliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan taipan properti dan penerbangan Vietnam, Trinh Van Quyet, menghadapi persidangan atas tuduhan penipuan senilai US$146 juta atau sekitar Rp2,36 triliun dan manipulasi pasar saham. Kasus ini adalah bagian dari serangkaian tindakan keras terhadap korupsi yang menargetkan elit bisnis di negara komunis tersebut.
Trinh Van Quyet, yang menguasai kerajaan FLC dengan resor mewah, lapangan golf, dan maskapai Bamboo Airways, memiliki kekayaan hampir US$2 miliar atau Rp32,4 triliun di pasar saham sebelum penangkapannya.
Pada Senin (22/7/2024), Quyet yang berusia 48 tahun - dengan tangan diborgol dan mengenakan kemeja putih - dibawa ke pengadilan oleh petugas polisi.
Dilansir AFP, Senin (22/7/2024), persidangan ini berlangsung beberapa hari setelah kematian mantan pemimpin Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, yang dikenal sebagai penggerak utama dalam tindakan keras terhadap korupsi di tingkat tertinggi.
Trong, 80 tahun, meninggal pada hari Jumat di rumah sakit militer di Hanoi "karena usia tua dan penyakit serius", menurut pernyataan partai, sehari setelah mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri untuk mencari perawatan medis.
Taipan Quyet dituduh secara ilegal mengantongi lebih dari US$146 juta antara tahun 2017 dan 2022. Setelah penangkapannya pada Maret 2022, 49 kaki tangan lainnya juga ditangkap, termasuk dua saudara perempuannya dan mantan ketua Bursa Saham Ho Chi Minh serta kepala eksekutifnya.
Menurut dakwaan, Quyet mendirikan beberapa perusahaan pialang saham dan mendaftarkan puluhan anggota keluarganya untuk, secara ostensif, berdagang saham. Namun, polisi mengatakan bahwa pesanan untuk membeli saham ditempatkan dalam ratusan sesi perdagangan - yang mendorong nilai saham - tetapi dibatalkan sebelum pertandingan.
Kasus ini merupakan bagian dari tindakan keras nasional terhadap korupsi yang telah menyapu banyak pejabat dan anggota elit bisnis Vietnam dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan April, seorang taipan properti terkemuka Vietnam dijatuhi hukuman mati dalam kasus penipuan senilai US$27 miliar, dan meluncurkan banding terhadap hukuman tersebut. Sementara itu, kepala salah satu perusahaan minuman ringan terkemuka di Vietnam dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada bulan April dalam kasus penipuan senilai US$40 juta.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Miliader Vietnam Dihukum Mati di Kasus Penipuan Rp706 Triliun