Perang Israel-Houthi Bikin Arab Memanas, Kerajaan Saudi Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Arab Saudi mengatakan pihaknya tidak berhubungan dengan serangan udara Israel di kota Hodeidah di Yaman. Mereka juga menyebut tidak akan mengizinkan siapapun menggunakan wilayah udara Kerajaan untuk tujuan ofensif.
"Kerajaan tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam penargetan Hodeidah, dan Kerajaan tidak akan mengizinkan entitas mana pun melanggar wilayah udaranya," kata Brigadir Jenderal Turki Al-Malki, juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi, dalam sebuah pernyataan di media sosial X pada Minggu (21/7/2024).
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas meningkatnya situasi militer di Yaman.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Saudi Press Agency, kementerian tersebut mengomentari serangan Israel baru-baru ini. Mereka menyatakan bahwa hal itu "memperburuk ketegangan saat ini di kawasan tersebut dan merusak upaya yang sedang berlangsung untuk mengakhiri perang di Gaza."
Kemlu Saudi mendesak semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan menjaga kawasan dan rakyatnya tetap aman dari bahaya perang.
Mereka juga menyerukan kepada masyarakat internasional dan pihak-pihak yang berpengaruh untuk memenuhi peran dan tanggung jawab mereka dalam mengakhiri konflik di kawasan tersebut.
Selain itu, Kemlu Saudi juga menegaskan kembali komitmen negaranya untuk mengakhiri perang di Gaza dan dukungannya yang berkelanjutan terhadap upaya perdamaian di Yaman, yang bertujuan untuk meringankan penderitaan rakyatnya dan mencapai keamanan serta perdamaian di kawasan tersebut.
Pada Sabtu (20/7/2024), pesawat tempur Israel menyerang kota Yaman barat yang dikuasai Houthi. Ini sebuah tindakan balasan atas serangan pesawat nirawak Houthi di sebuah gedung apartemen di Tel Aviv sebelum fajar hari Jumat, yang menewaskan satu warga sipil.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan serangan udara itu dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada Houthi bahwa serangan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja.
Milisi Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial yang melewati Laut Merah dan Bab-Al-Mandab sebagai aksi simpati bagi warga Palestina di Gaza di tengah serangan Israel.
TV Al-Masirah yang dikelola Houthi melaporkan bahwa serangan Israel menghantam sebuah pembangkit listrik dan fasilitas penyimpanan bensin, menewaskan tiga orang dan melukai 87 orang.
Tidak terpengaruh oleh respons cepat Israel, pejabat Houthi mengancam akan terus menyerang kapal-kapal yang melakukan perdagangan dengan Israel dan Israel sendiri.
"Kami menekankan bahwa agresi brutal ini hanya akan memperkuat tekad dan keteguhan rakyat Yaman dan angkatan bersenjata mereka yang gagah berani dalam mendukung Gaza," tulis Mohammed Abdul Sallam, kepala negosiator Houthi yang bermarkas di Muscat, di X.
Sementara Anggota Dewan Syura Houthi Abdul Sallam Jahaf mengatakan: "Kami akan menanggapi dengan lebih keras dan keras pesta pora Zionis-Amerika ini."
(luc/luc)