Internasional

Badai Jatuhkan Bomber Nuklir AS B-52 Seberat 83.000 Kg

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 July 2024 21:40
In this photo released by the U.S. Air Force, F-16s flown by the Egyptian Air Force break away from a U.S. Air Force B-1B Lancer over Egypt Saturday, Oct. 30, 2021. The U.S. Air Force said Sunday it flew a B-1B strategic bomber over key maritime chokepoints in the Mideast with allies including Israel amid ongoing tensions with Iran as its nuclear deal with world powers remains in tatters. (U.S. Air Force/Senior Airman Jerreht Harris via AP)
Foto: Pesawat bomber AS (AP/Senior Airman Jerreht Harris)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai dahsyat menerjang New York, Amerika Serikat (AS), Selasa waktu setempat. Peristiwa ini menjatuhkan pesawat pengebom B-52 dari platformnya di Angkatan Udara Griffiss.

Mengutip Reuters, Jumat (19/7/2024), jet tersebut memiliki berat 83.000 kilogram (kg). "Anda tidak dapat membayangkan dampak dari melihat dari langit betapa besarnya kerusakan yang terjadi," kata Gubernur Kathy Hochul.

Sebenarnya pemerintah New York sudah mengumumkan keadaan darurat karena badai. Hochul bahkan juga sudah meninjau kerusakan langsung.

Dilaporkan bagaimana badai juga merobek atap gereja yang sudah dibangun sejak abad ke-19. Sebagian besar atap gereja St. Mary yang dibangun tahun 1862 tak berwujud karena badai.

Di Rome, masih wilayah New York, dilaporkan bagaimana empat bangunan hancur dan 22 bangunan lain rusak. "Pohon tumbang seperti tusuk gigi," tambah Hochul.

Menurut ahli meteorologi NBC5, masih mengutip laman yang sama, sebenarnya ada tiga tornado lain juga menyerang. Wilayah New York seperti Hamilton County dan Warren Country terkena dampak.

Sementara itu, seorang warga bernama Robert Popple, 82, dari wilayah Canastota dilaporkan tewas karena badai. Menurut saksi, ia pergi keluar untuk mobil antiknya ketika bencana itu terjadi.

Sekitar 300.000 pelanggan di seluruh Negara Bagian New York juga kehilangan pasokan listrik selama puncak badai. Hingga berita diturunkan 38.000 pelanggan juga masih belum mendapatkan pasokan listrik.

"Peristiwa cuaca ekstrem ini bukan lagi hal yang tidak normal. Ini adalah hal yang normal baru," kata Hochul menyinggung gelombang panas yang terjadi di beberapa wilayahnya disusul banjir bandang di beberapa wilayah lainnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Makin Ngeri, Terbangkan Langsung Pesawat Bom Nuklir Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular