Internasional

Skandal Merek Fesyen Mewah Meledak, Armani & Dior Diselidiki

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 17/07/2024 20:10 WIB
Foto: Dior (REUTERS/Stringer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Pengawas Persaingan Usaha di Italia (AGCM) mengumumkan penyelidikan ke merek fesyen mewah Armani dan Dior. Keduanya dituduh menyalahi aturan ketenagakerjaan.

Hal ini bermula dari subkontraktor keduanya yang dilaporkan membayar tenaga kerja terlalu rendah. Mereka juga diduga mempekerjakan staf secara berlebihan.


Bukan hanya AGCM, polisi keuangan Italia (Guardia) di Finanza juga ikut melakukan penyelidikan. Inspeksi dilakukan di kantor pusat Giorgio Armani SpA dan G.A. Operations SpA serta Christian Dior Italia Srl, Selasa.

"Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin menggunakan pasokan dari 'bengkel' yang mempekerjakan pekerja yang menerima upah tidak memadai," kata pengawas dimuat AFP, Rabu (17/7/2024).

"Para staf juga diduga telah bekerja jam kerja melebihi batas hukum dan dalam kondisi kesehatan dan keselamatan yang tidak memadai," tambahnya.

"Badan pengawas ini juga menyelidiki kemungkinan pelanggaran kode etik konsumen dalam cara perusahaan mempromosikan dan menjual pakaian dan aksesoris," jelasnya lagi.

"Dalam kedua kasus tersebut, perusahaan mungkin telah mengeluarkan pernyataan yang tidak benar mengenai etika dan tanggung jawab sosial mereka, khususnya berkaitan dengan kondisi kerja dan kepatuhan pemasok mereka terhadap hukum."

Sebenarnya skandal ini dimulai sejak April. Kala itu pengadilan Italia menempatkan unit Armani di bawah administrasi peradilan parsial selama satu tahun.

Ini setelah pengadilan menemukan salah satu pemasoknya menggunakan subkontraktor yang melanggar undang-undang ketenagakerjaan. Subkontraktor itu berada di China, yang mempekerjakan warga China dan Pakistan dengan "sangat eksploitatif".

Hal ini berlanjut ke Juni. Pengadilan Milan menunjuk hal yang sama ke perusahaan fesyen ternama lainnya Manufactures Dior Srl, unit dari Christian Dior Italia, milik raksasa Prancis LVMH.

"Investigasi mengidentifikasi pemasok yang digambarkan sebagai pabrik Tiongkok, yang berhasil mengurangi biaya dengan menggunakan pekerja tidak tetap dan ilegal dalam kondisi eksploitatif," muat laporan tersebut.

"(Ada) empat pabrik diperiksa ... semuanya tidak normal," kata polisi.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, kelompok Armani mengatakan perusahaan-perusahaannya telah berkomitmen penuh untuk bekerja sama dengan pihak berwenang. Armani menambahkan bahwa mereka yakin tuduhan tersebut "tidak ada gunanya".

Sayangnya Dior tidak memberi klarfikasi. Perusahaan tak menanggapi permintaan komentar.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenaker Bersiap Hadapi PHK Akibat Perang Iran Vs Israel