Internasional

Arab Memanas! Israel Mulai Telan 'Kekalahan' dari Houthi, Ini Buktinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 July 2024 10:00
Protesters, largely Houthi supporters, rally to show solidarity with Palestinians in the Gaza Strip, in Sanaa, Yemen, June 7, 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
Foto: REUTERS/Khaled Abdullah

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Israel ke wilayah Gaza untuk melawan milisi Hamas justru telah membuat sejumlah aktivitas di Negeri Zionis itu sendiri lumpuh. Hal ini tidak diakibatkan serangan balik Hamas, namun dikarenakan sekutunya dari Yaman, Houthi, yang ikut menyerang Tel Aviv.

Dalam laporan Middle East Monitor, Pelabuhan Eilat di Israel secara resmi menyatakan bangkrut karena penurunan tajam dalam kegiatan komersial dan pendapatan akibat blokade laut yang diberlakukan oleh Houthi Yaman terhadap kapal kargo di Laut Merah. Diketahui, akibat blokade itu, banyak kapal laut yang memutar hingga Afrika.

"Harus diakui pelabuhan tersebut dalam keadaan bangkrut. Hanya satu kapal yang datang ke sini dalam beberapa bulan terakhir. Masyarakat Yaman telah secara efektif menutup akses ke pelabuhan," jelas CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber, Selasa (16/7/2024).

Dalam beberapa bulan terakhir, Houthi gencar melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel dan sekutunya di wilayah Laut Merah dan Teluk Aden sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Palestina, Hamas, dan warga Gaza.

Serangan seperti ini pun telah memaksa sejumlah perusahaan ekspedisi melakukan pengalihan yang panjang dan memakan biaya di sekitar Afrika bagian Selatan, dan memicu kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah secara lebih luas.

Dalam kondisi normal, lebih dari seperempat kargo peti kemas global melintasi Laut Merah. Barang tersebut termasuk pakaian jadi, peralatan rumah tangga, suku cadang mobil, bahan kimia, dan produk pertanian seperti kopi.

Awal bulan ini, pelabuhan Eilat meminta pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan karena pelabuhan tersebut tidak aktif sejak Tel Aviv melancarkan perang terbarunya di Gaza pada Oktober tahun lalu.

Pada bulan Desember, Golber mengatakan bahwa terjadi penurunan operasi sebesar 85% sejak Angkatan Bersenjata Yaman yang dikomandoi Houthi memulai serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel dan sekutunya di Laut Merah.

"Pelabuhan Eilat mungkin perlu memberhentikan sementara karyawannya jika situasi terus berlanjut," tambahnya.

Sementara itu, menurut Jerusalem Post, pelabuhan Ashdod dan Haifa di Mediterania juga bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi dari Utara dengan adanya ancaman dari sekutu Hamas di Lebanon, Hizbullah. Kedua pelabuhan tersebut berada dalam jangkauan rudal milisi itu.

Pimpinan Otoritas Pelabuhan Ashdod, Shaul Schneider, memperingatkan bahwa jika front utara dibuka dengan Hizbullah, semua pelabuhan Israel akan tidak beroperasi kecuali Ashdod, karena eskalasi di utara dan penutupan Pelabuhan Eilat.

"Ashdod adalah satu-satunya pelabuhan pemerintah, dan mencatat bahwa Israel sebenarnya adalah 'negara kepulauan', dengan 99% barangnya tiba melalui laut," kata Schneider dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Maariv.

"Pelabuhan Ashdod menangani 40% barang-barang yang masuk ke Israel dan baru-baru ini melayani institusi keamanan dan militer Israel dan Amerika dengan kapal-kapal mereka."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Bombardir Yaman, Balas Dendam Serangan Houthi di Laut Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular