
Bak Perang Bintang, Korsel Siap Gunakan Laser "StarWars" Lawan Korut

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam upaya memperkuat pertahanan terhadap provokasi drone dari Korea Utara (Korut), Korea Selatan (Korsel) akan mulai menerapkan senjata laser yang dirancang untuk menembak jatuh UAV (unmanned aerial vehicles) musuh tahun ini.
Menurut Badan Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), senjata laser ini, yang dijuluki "Proyek StarWars" oleh Korea Selatan, diklaim tidak terlihat dan tanpa suara, hanya membutuhkan listrik untuk beroperasi, serta biaya per tembakan yang sangat murah, sekitar 2.000 won atau setara US$1,45.
Sistem "Block-I" yang dikembangkan oleh Hanwha Aerospace akan mulai dioperasikan oleh militer Korea Selatan pada tahun ini, seperti yang dijelaskan oleh Lee Sang-yoon, seorang pejabat DAPA kepada AFP, dilansir Jumat (12/7/2024).
Ini merupakan langkah penting dalam menghadapi potensi ancaman dari utara, terutama setelah insiden Desember 2022 di mana lima drone Korea Utara melintasi perbatasan ke Korea Selatan.
Menurut DAPA, sistem senjata laser ini mampu meningkatkan kemampuan Korea Selatan dalam merespons provokasi drone Korea Utara secara signifikan. Dalam uji coba sebelumnya, sistem ini berhasil mencapai tingkat keberhasilan 100% dalam menembak jatuh target.
Dengan pengembangan lebih lanjut, sistem ini diharapkan menjadi senjata revolusioner yang mampu menangkal pesawat dan rudal balistik di masa depan.
Senjata Masa Depan
Pejabat DAPA, Lee Sang-yoon, menyebut sistem "StarWars" sebagai "senjata masa depan" yang menetralkan target dengan cara menembakkan cahaya laser yang dihasilkan dari serat optik langsung ke sasaran.
"Ketika senjata laser ini mentransfer panas ke drone, permukaannya meleleh dan komponen internalnya terbakar, menyebabkan drone tersebut akhirnya jatuh," kata Lee kepada AFP.
Senjata ini menggunakan listrik, sehingga dengan meningkatkan output, senjata ini dapat bergerak dengan kecepatan cahaya.
"Senjata laser bisa bergerak lebih jauh di ruang angkasa di mana tidak ada udara," tambahnya, yang memberikan keunggulan signifikan dibandingkan senjata konvensional.
Namun, beberapa analis mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk memastikan kemampuan senjata ini. Hong Sung-pyo, peneliti senior di Institut Urusan Militer Korea, mengatakan bahwa senjata laser belum diterapkan secara praktis di seluruh dunia dan masih memerlukan verifikasi lebih lanjut serta waktu untuk menentukan apakah mereka dapat digunakan sebagai sistem senjata yang praktis.
"Senjata laser juga memiliki jangkauan operasional yang terbatas. Meskipun mungkin untuk menembak jatuh drone yang berada dalam jangkauan ini, sulit untuk menargetkan yang berada di luar jangkauan tersebut," tambahnya.
Ketegangan Meningkat
Hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan Pyongyang meningkatkan uji coba senjata dan makin mendekat ke Rusia.
Setelah Pyongyang mengirim beberapa balon berisi sampah melintasi perbatasan, Seoul bulan lalu sepenuhnya menangguhkan kesepakatan militer pengurang ketegangan dan melanjutkan latihan tembak langsung di pulau perbatasan dan di zona demiliterisasi yang membagi Semenanjung Korea.
Dengan peluncuran senjata laser ini, Korea Selatan berharap dapat meningkatkan pertahanan dan kesiapsiagaan mereka terhadap ancaman dari Korea Utara, serta memastikan keamanan wilayah mereka dari segala bentuk provokasi.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bosan Main Ancam, Kim Jong Un Kini Siap Perang dengan Korsel Cs
