Dilanda PHK Massal-Pabrik Berguguran, DPR Panggil Pengusaha Tekstil

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
10 July 2024 16:02
(kiri ke kanan) Ketua API Jawa Timur Sherlina Kawilarang, Wakil Ketua Umum API Bidang Perdagangan Luar Negeri Anne Patricia Susanto, Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastratmaja, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta, dan Direktur Eksekutif API Danang Girindrawardana saat  Komisi VII DPR RI Rapat Dengar Pendapat Umum  terkait Permasalahan Terpuruknya Industri Tekstil Nasional., Rabu, 10 Juli 2024 (tangkapan layar Youtube)
Foto: (kiri ke kanan) Ketua API Jawa Timur Sherlina Kawilarang, Wakil Ketua Umum API Bidang Perdagangan Luar Negeri Anne Patricia Susanto, Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastratmaja, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta, dan Direktur Eksekutif API Danang Girindrawardana saat Komisi VII DPR RI Rapat Dengar Pendapat Umum terkait Permasalahan Terpuruknya Industri Tekstil Nasional., Rabu, 10 Juli 2024 (tangkapan layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menyusul maraknya penutupan pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT), hingga menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), Komisi VII DPR RI memanggil para pelaku usaha di industri TPT dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) hari ini, Rabu (10/7/2024).

Dalam RDPU hari ini, Komisi VII DPR RI memanggil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta, hingga Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi mengatakan, total PHK di industri TPT pada tahun 2023 tercatat mencapai 7.200 tenaga kerja. Sementara pada periode Januari hingga Mei 2024 jumlah PHK di industri TPT semakin bertambah, sekitar 3.600 tenaga kerja.

"Sehingga total secara keseluruhan ada sekitar 10.800 tenaga kerja yang terkena PHK. Oleh karena itu Komisi VII DPR RI mohon dalam rapat ini meminta penjelasan Ketua Umum API terkait kondisi dan masalah yang dihadapi, serta apa yang diperlukan (industri) atau strategi dalam rangka peningkatan kinerja, khususnya industri TPT di tanah air kita," kata Bambang dalam rapat.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum API Jemmy Kartiwa mengungkapkan, biang kerok bergugurannya industri TPT nasional karena serbuan impor pakaian jadi asal China. Di mana berdasarkan datanya, ditemukan selisih pencatatan untuk kode HS 61, HS 62, HS 63 atau kode impor produk tekstil dan garmen yang semakin lebar setiap tahunnya.

"Selisih pencatatan yang kita tidak tahu kenapa selisihnya cukup lebar, kalau kita lihat dari deklarasi harganya itu hanya sepertiga. Ya jadi bisa kita bayangkan kenapa industri TPT satu-satu berguguran," jelas Jemmy.

Lebih lanjut, Jemmy menyebutkan utilisasi industri TPT yang kini semakin mengalami penurunan hingga di bawah 50%, diantaranya industri serat utilisasinya 45%, industri spinning 40%, industri weaving/knitting 52%, industri finishing 55%, dan industri pakaian jadi utilisasinya 58%.

"Ini yang mengakibatkan banyak PHK dan banyak pabrik tutup di berbagai daerah, baik di Jawa Barat maupun di Jawa Tengah," ucapnya.

Jemmy menegaskan bahwa industri TPT nasional saat ini sedang dalam situasi gawat darurat, menyusul terjadinya gelombang penutupan puluhan pabrik, serta PHK lebih dari 13.000 pekerja. Hal ini karena imbas pasar global yang lesu dan produk impor dari China yang membanjiri tanah air.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam PHK Pabrik Tekstil RI Makan Korban 1 Juta Orang Pekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular