Bank Sampah Sidaya Binaan IMIP Bantu Para Ibu Bayar Sekolah Anak

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
10 July 2024 13:43
Ibu-ibu Bank Sampah Sidaya binaan IMIP sedang melakukan pemilahan sampah. (Foto: dokumentasi PT IMIP)
Foto: Ibu-ibu Bank Sampah Sidaya binaan IMIP sedang melakukan pemilahan sampah. (Foto: dokumentasi PT IMIP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ara Sinergi Berdaya binaan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sukses menciptakan nilai ekonomi melalui pengelolaan Bank Sampah Sidaya.

Dalam hal ini, sejumlah ibu-ibu di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang terdaftar sebagai nasabah di Bank Sampah Sidaya, mampu meringankan pembayaran biaya pendidikan dengan cara menabung sampah plastik.

Salah satu nasabah Bank Sampah, Sumiati (50) mengaku hasil dari tabung sampah di Bank Sampah Sidaya binaan IMIP ini mampu untuk membayar biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sekolah anaknya dan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Sejak 5 bulan terakhir saat menjadi nasabah di Bank Sampah Sidaya, saya berhasil mengumpulkan 1 ton sampah plastik. Nilai tabungan mencapai Rp1,5 bisa menutupi biaya SPP anak saya untuk beberapa bulan ke depan serta memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucap warga Desa Labota yang terdaftar sebagai nasabah di sejak Januari 2024 ini, dikutip Selasa (9/7/2024).

Menurutnya, hasil dari memungut sampah plastik relatif kecil. Sehingga dia memilih untuk menabung di Bank Sampah Sidaya.

"Kalau sampah botol plastik bening bersih itu cuma Rp2.000 per kilogram dan kalau botol plastik bening kotor Rp1.200 per kilogram," ucapnya.

Untuk diketahui dalam 6 bulan, manajemen Bank Sampah Sidaya menerima tabungan sampah sebanyak 5 ton dengan perputaran uang sebesar Rp 8 juta.

Adapun daftar tukar sampah yang diterima Bank Sampah Sidaya binaan IMIP, di antaranya botol kaca (warna hijau dan bening), tutup galon, botol oli, botol plastik bening bersih (tanpa tutup dan label), botol plastik bening kotor (dengan tutup dan label), botol plastik warna bersih (tanpa tutup dan label) dan botol plastik warna kotor (dengan tutup dan label), dan 22 item lainnya.

Ibu-ibu Bank Sampah Sidaya binaan IMIP sedang melakukan pemilahan sampah. (Foto: dokumentasi PT IMIP)Foto: Aktivitas di Bank Sampah Sidaya binaan IMI. (dokumentasi PT IMIP)


Head of CSR Department PT IMIP Raden Tommy Adi Prayogo mengatakan bahwa program edukasi sampah serta munculnya kepedulian sekelompok ibu-ibu di Desa Labota menjadi acuan lahirnya Bank Sampah Sidaya. Sehingga PT IMIP mengambil peran untuk penguatan kelembagaan Bank Sampah dengan mendukung operasional, tenaga ahli, dan mengajarkan manajemen pengelolaan bank sampah.

"Untuk di Bank Sampah Sidaya, kami masih tahap pemilahan. Namun untuk di Bank Sampah Bahomakmur, kami sudah memiliki incinerator dengan menggunakan teknologi plasma yang dapat membakar sampah tanpa menghasilkan gas beracun dan aman," tuturnya.

Kehadiran Bank Sampah Sidaya binaan IMIP ini juga diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Dengan begitu, ke depannya masyarakat diharapkan bisa secara mandiri menjual bahan baku yang ada di Bank Sampah ini.

"PT IMIP berharap, setelah dengan menguatnya pengelolaan operasional di Bank Sampah, masyarakat akan bisa mandiri dan bisa menjual bahan baku yang ada di Bank Sampah," ujarnya.

Selain itu, Raden menambahkan, PT IMIP akan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di 12 desa, di Kecamatan Bahodopi, untuk mengurangi banyaknya sampah di pemukiman warga.

"PT IMIP akan berkolaborasi dengan 12 pemerintah desa, Pemerintah Kecamatan Bahodopi, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali," pungkas dia.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kawasan Industri IMIP Jadi Magnet Cuan Masyarakat Bahodopi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular