Internasional

Studi Terbaru Ungkap Korban Tewas Perang Gaza Bisa Tembus 186.000 Jiwa

luc, CNBC Indonesia
09 July 2024 09:10
Para pria membawa jenazah korban tewas dalam insiden dini hari ketika warga bergegas menuju truk bantuan di Jalur Gaza, Kamis (29/2/2024). (AFP)
Foto: Para pria membawa jenazah korban tewas dalam insiden dini hari ketika warga bergegas menuju truk bantuan di Jalur Gaza, Kamis (29/2/2024). (AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Studi terbaru dalam jurnal Lancet mengungkapkan efek kumulatif dari perang Israel di Gaza dapat berarti jumlah korban tewas sebenarnya bisa mencapai lebih dari 186.000 orang.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 38.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel melancarkan serangan militernya pada 7 Oktober setelah serangan mematikan oleh Hamas.

Studi tersebut menyoroti bahwa jumlah korban tewas lebih tinggi karena angka resmi tidak memperhitungkan ribuan mayat yang terkubur di bawah reruntuhan dan kematian tidak langsung akibat kerusakan fasilitas kesehatan, sistem distribusi makanan, dan infrastruktur publik lainnya.

Konflik memiliki dampak kesehatan tidak langsung di luar bahaya langsung dari kekerasan, kata studi tersebut, dan bahkan jika perang Gaza segera berakhir, itu akan terus menyebabkan banyak kematian tidak langsung dalam beberapa bulan dan tahun mendatang melalui hal-hal seperti penyakit.

Studi tersebut mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih besar mengingat sebagian besar infrastruktur Gaza telah hancur; ada kekurangan makanan, air, dan tempat tinggal; dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengalami pemotongan dana.

"Dalam konflik-konflik terbaru, kematian tidak langsung berkisar dari tiga hingga 15 kali jumlah kematian langsung," kata studi tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (9/7/2024).

Setelah menerapkan "perkiraan konservatif" dari empat kematian tidak langsung per satu kematian langsung, "tidaklah mustahil untuk memperkirakan bahwa hingga 186.000 atau bahkan lebih kematian dapat dikaitkan" dengan perang Gaza, menurut temuan studi tersebut.

Jumlah sebesar itu akan mewakili hampir 8% dari populasi pra-perang Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang.

Studi Lancet mencatat bahwa dinas intelijen Israel, PBB, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) semuanya sepakat bahwa klaim pemalsuan data yang ditujukan kepada otoritas Palestina di Gaza atas jumlah korban tewas adalah "tidak masuk akal".

Studi tersebut menunjukkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan jauh lebih tinggi karena kehancuran infrastruktur di Gaza telah membuatnya sangat sulit untuk mempertahankan penghitungan yang tidak lebih rendah dari jumlah korban tewas sebenarnya.

"Mendokumentasikan skala sebenarnya adalah penting untuk memastikan akuntabilitas historis dan mengakui biaya penuh dari perang. Ini juga merupakan persyaratan hukum," kata studi tersebut.

Studi tersebut menunjukkan bahwa Mahkamah Internasional mengatakan dalam putusan sementara pada bulan Januari dalam kasus genosida yang diajukan terhadap Israel bahwa perlu "mengambil tindakan efektif untuk mencegah kehancuran dan memastikan pelestarian bukti terkait tuduhan tindakan" berdasarkan Konvensi Genosida.

Adapun studi ini diterbitkan di bagian korespondensi jurnal tersebut, yang berarti tidak melalui proses tinjauan sejawat.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular