
Berkat Sri Mulyani, RI tak Lagi Gali Lobang Tutup Lobang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mencatat surplus keseimbangan primer sebesar Rp 162,7 triliun pada semester I-2024. Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja pembahasan Laporan Semester I APBN 2024 dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) RI, di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Menurutnya, surplus ini lebih rendah dibandingkan semester I tahun lalu, di mana keseimbangan primer sebesar Rp368,2 triliun. Adapun, surplus kali ini mengalami penurunan sebesar 55,8%. Bersamaan dengan itu, APBN 2024 semester I tercatat mengalami defisit Rp77,3 triliun.
"Ini artinya, tahun lalu masih surplus Rp152,3 triliun, tahun ini semester I kita sudah defisit Rp77,3 triliun," ujar Sri Mulyani.
Penurunan surplus keseimbangan primer sebesar Rp 162,7 triliun ini terjadi karena peningkatan belanja baik di pemerintah pusat dan transfer ke daerah (TKD). Secara keseluruhan, baik belanja pusat dan TKD naik 11,5% pada semester I-2024.
Kendati surplus pada semester I, Sri Mulyani memperkirakan keseimbangan primer akan berbalik defisit untuk keseluruhan tahun.
"Kami memproyeksikan APBN 2024 akan ditutup dengan defisit dari keseimbangan primer mencapai Rp 110,8 triliun.
Dengan demikian, keseimbangan primer akan kembali negatif setelah mencetak surplus pertama kali sejak 12 tahun pada 2023 lalu.
Patut diketahui, keseimbangan primer sendiri merupakan total pendapatan negara dikurangi pengeluaran (belanja) negara, di luar pembayaran bunga utang.
Dikutip dari situs Kemenkeu, apabila total pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan positif. Demikian sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil dibandingkan belanja negara di luar pembayaran bunga utang, maka keseimbangan primer akan negatif.
Keseimbangan primer juga menggambarkan kemampuan pemerintah dalam membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara. Apabila pemerintah mampu mencatatkan surplus keseimbangan primer, berarti pemerintah dapat menggunakan pendapatan negara untuk membayar seluruh atau sebagian pokok dan bunga utang.
Sebaliknya, jika keseimbangan primer berada pada posisi defisit, berarti pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang periode sebelumnya. Agar keseimbangan primer berada pada zona positif, pemerintah perlu meningkatkan penerimaan negara atau menekan belanja.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi RI dari Tambahan Utang