Tekstil Dihantam Banjir Impor Sampai Rupiah Lemah, Menperin Bilang Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menanggapi kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri terus menghadapi gempuran dari berbagai lini, dampak dari dalam dan luar negeri. Misalnya pengaruh pelemahan rupiah terhadap dolar AS, pelemahan daya beli masyarakat, dan regulasi yang tidak probisnis terkait impor, hingga isu PHK.
"Meskipun industri TPT sedang menghadapi tantangan, bukan berarti kita harus pesimis. Kementerian Perindustrian tetap konsisten untuk terus menjalankan kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri TPT nasional yang berdaya saing global," kata Agus dalam pernyataan dikutip Senin (8/7/2024).
Agus mengatakan dalam peta jalan dan kebijakan industri nasional, industri TPT merupakan sektor yang mendapat prioritas pengembangan karena memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
Ia menambahkan pada triwulan I-2024, industri TPT mampu menyumbang sebesar 5,84 persen terhadap PDB sektor manufaktur serta memberikan andil terhadap ekspor nasional sebesar US$11,6 miliar dengan surplus mencapai US$3,2 miliar.
Industri TPT juga sebagai sektor padat karya dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 3,98 juta tenaga atau memberikan kontribusi sebesar 19,47 persen terhadap total tenaga kerja di sektor manufaktur pada tahun 2023.
Ia menambahkan ndustri TPT terus membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah banyak dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan saat ini. Kemenperin melalui satuan kerja di bawah binaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), yakni Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta yang fokus menyelenggarakan Diklat 3in1 untuk memenuhi kebutuhan industri TPT.
"Kami dorong untuk bisa menjalin kerja sama dengan industri. Contohnya adalah BDI Jakarta berkolaborasi dengan PT Globalindo Intimates," kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan.
Adanya diklat diharapkan pula para peserta dapat menjadi tenaga kerja yang siap pakai dan mampu mengisi peluang kerja di industri TPT. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas dan daya saing industri tersebut.
PT Globalindo Intimates adalah produsen pakaian dalam wanita yang telah menembus pasar ekspor. Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2008 ini memiliki luas pabrik sekitar 32.000 m2 dengan total karyawan mencapai 3.600 orang.
(hoi/hoi)