Internasional

Terungkap! Diam-Diam Bos Mossad Israel Mulai Dekati Hamas, Mau Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 July 2024 08:10
Tentara Israel memasuki Jalur Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas pada 22 Desember 2023. (via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES)
Foto: Tentara Israel memasuki Jalur Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas pada 22 Desember 2023. (via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel disebut telah mengirimkan delegasi untuk melanjutkan negosiasi mengenai kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas. Hal ini diucapkan salah satu sumber Tel Aviv, Kamis (4/7/2024).

Dalam keterangan Reuters, sebuah sumber di tim perunding Israel, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan setelah Hamas membuat proposal revisi mengenai syarat-syarat kesepakatan.

"Usulan yang diajukan Hamas mencakup terobosan yang sangat signifikan," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Tanggapan Israel terhadap usulan Hamas, yang diajukan melalui mediator, sangat berbeda dengan kejadian di masa lalu di mana Negeri Zionis sangat kaku terhadap statusnya memandang milisi Palestina itu. Seorang pejabat Israel mengatakan kepala Mossad akan memimpin delegasi Tel Aviv untuk pembicaraan tersebut.

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas telah menunjukkan fleksibilitas mengenai beberapa klausul yang memungkinkan tercapainya kesepakatan kerangka kerja jika Israel menyetujuinya.

Rencana tersebut mencakup pembebasan bertahap sandera Israel yang masih ditahan di Gaza dan penarikan pasukan Israel pada dua tahap pertama, serta pembebasan tahanan Palestina. Tahap ketiga melibatkan rekonstruksi wilayah yang hancur akibat perang dan pengembalian sisa-sisa sandera yang meninggal.

Atas perundingan dan fleksibilitas ini, Netanyahu juga disebut telah berkoordinasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait hal ini. AS pun mengaku Netanyahu telah membahas hal ini dengan Presiden Biden.

"Presiden menyambut baik keputusan PM yang memberi wewenang kepada negosiatornya untuk berhubungan dengan mediator AS, Qatar, dan Mesir dalam upaya mencapai kesepakatan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Netanyahu juga dijadwalkan untuk berkonsultasi dengan tim perundingan pada Kamis malam. Pasalnya, ada poin yang dapat mengganjal kesepakatan.

"Ada kesepakatan dengan peluang implementasi yang nyata. Namun ada risiko kesepakatan bisa gagal karena pertimbangan politik," tambah sumber itu.

Beberapa mitra sayap kanan dalam koalisi Netanyahu yang berkuasa telah mengindikasikan bahwa mereka mungkin akan mundur dari pemerintahan jika perang berakhir sebelum Hamas dihancurkan. Keluarnya mereka dari koalisi kemungkinan akan mengakhiri jabatan PM Netanyahu.

Sementara itu, di Gaza, warga Palestina bereaksi hati-hati terhadap prospek perundingan baru. Mereka ingin negosiasi ini berjalan dengan hasil yang konkret.

"Kami berharap ini adalah akhir perang, kami kelelahan dan tidak dapat menghadapi kemunduran dan kekecewaan lagi," kata Youssef, ayah dua anak, yang kini mengungsi di Khan Younis, di selatan wilayah kantong tersebut.

"Setiap jam setelah perang ini, semakin banyak orang yang meninggal, dan semakin banyak rumah yang hancur, maka sudah cukup. Saya mengatakan ini kepada para pemimpin saya, kepada Israel dan dunia."

Rangkaian serangan Israel terbaru ke Gaza dimulai pada 7 Oktober lalu. Ini diawali serbuan milisi penguasa Gaza, Hamas, ke Israel yang menewaskan 1.200 warga Negeri Yahudi.

Di sisi lain, serangan balik Israel menimbulkan tewasnya 38 ribu warga sipil di Gaza. Serangan ini juga menimbulkan kerusakan infrastruktur perumahan hingga di atas 70%.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular