Aneh! Sawit RI Disebut Kalah dari Malaysia, Ternyata Ini Penyebabnya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Kamis, 04/07/2024 15:57 WIB
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mengungkapkan, produktivitas sawit Indonesia cenderung menurun dan kalah jika dibandingkan dengan negara tetangganya, Malaysia. Padahal, jika dilihat dari luas lahan dan produksinya, sawit Indonesia lebih besar ketimbang Malaysia.

Hal ini sebagaimana disampaikan Ketua Kompartemen Media Relation Gapki Fenny Sofyan dalam diskusi bersama Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Kamis (4/7/2024).

"Produktivitas sawit (Indonesia) cenderung menurun. Memang kalau dilihat dari produksinya Indonesia lebih besar dari Malaysia, karena lahannya juga lebih luas. Tapi kalau dilihat dari produktivitas, ternyata sawit kita di bawah dari Malaysia. Itu yang harus kita evaluasi bersama," ujarnya.


Adapun penyebab turunnya produktivitas tanaman sawit, kata Fenny, dikarenakan komposisi umur tanaman sawit di Indonesia 40% nya atau seluas 6,57 juta hektare (Ha) sudah masuk kategori tua. Untuk itu, menurutnya perlu dilakukan percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

"Jadi edukasi terkait dengan pentingnya peremajaan kelapa sawit, kemudian perusahaan-perusahaan juga mensosialisasikan agar perusahaan secara konsisten melakukan replanting. Jangan sampai nanti terlambat," kata Fenny.

"Memang harus ada satu periode gitu, misalnya dalam 3 tahun perusahaan itu akan punya kinerja produksi yang mungkin turun gara-gara tanaman tidak menghasilkannya lebih banyak. Tapi itu hal yang harus dikorbankan kalau kita mau bicara jangka panjang gitu. Nah itu yang harus kemudian diedukasi," sambungnya.

Foto: (kiri ke kanan) Ketua Kompartemen Media Relation Gapki, Fenny Sofyan; Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Rchmat Pambudy; Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung. Jakarta, Kamis (4/7/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
(kiri ke kanan) Ketua Kompartemen Media Relation Gapki, Fenny Sofyan; Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Rchmat Pambudy; Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung. Jakarta, Kamis (4/7/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Moratorium Sawit

Faktor lainnya, lanjut Fenny, ada moratorium kebun sawit yang termaktub dalam Instruksi Presiden (Inpres) 10/2011, Inpres 6/2013, Inpres 8/2015, Inpres 5/2019. Pasalnya moratorium itu pemerintah menunda pemberian izin pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit. 

Pengusaha sawit, kata dia, tidak menuntut kebijakan itu dicabut. Namun, pihaknya menilai perlu dilakukannya evaluasi dan strategi yang komprehensif untuk meningkatkan produksi sawit nasional.

"Dengan adanya moratorium kebun sawit ini kan kita harus mengevaluasi bagaimana caranya memproduksi lebih banyak dalam waktu cepat, karena kita berlari berkejaran dengan waktu yang mana konsumsi lebih tinggi tapi kebutuhan tidak bisa dielakkan," ucapnya.

"Apalagi ada program-program yang kemudian ingin ada value added dari produk kelapa sawit melalui hilirisasi. Jadi harus cepat untuk meningkatkan produktivitas ini gimana caranya gitu? Apakah moratorium ini kemudian dievaluasi atau kemudian ada intensifikasi yang harus dilakukan. Nah itu harus Kemudian ditegaskan oleh pemerintah selanjutnya. Jadi memang harus ada program yang ajeg," imbuh dia.

Lebih lanjut, Fenny menyebutkan dampak dari adanya penurunan produksi dan produktivitas, diantaranya mengorbankan volume ekspor untuk memenuhi kebutuhan domestik, nilai devisa dan penerimaan negara berkurang, kemampuan membiayai program biodiesel, replanting, dan lain sebagainya jadi menurun, serta keberlanjutan hilirisasi dan peningkatan program biodiesel menjadi terancam, karena kekurangan pasokan bahan baku CPO.

"Jadi hulu dari industri kelapa sawit adalah kunci dari program Indonesia emas 2045, terutama dalam hilirisasi dari produk value added kelapa sawit. Itu menjadi kuncinya," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia