Akibat Tak Fokus Soal Industrialisasi, Kini Ekonomi RI Dalam Bahaya

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
02 July 2024 09:15
ilustrasi mata kuliah tekstil. (Freepik)
Foto: ilustrasi mata kuliah tekstil. (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha menganggap maraknya pemutusan hubungan kerja atau PHK akibat semakin lesunya aktivitas bisnis di dalam negeri, hingga melemahnya daya beli masyarakat yang tercermin dari munculnya deflasi, menandakan pemerintah tak fokus melaksanakan industrialisasi.

Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan, bukti-bukti dari kondisi ini juga terlihat dari sangat terpengaruhnya iklim usaha di dalam negeri dari fluktuasi harga komoditas. Saat terjadi commodity boom atau bonanza seperti pada 2022 silam kinerja industri dalam negeri bergeliat, namun ketika harga anjlok seperti saat ini PHK bertebaran hingga setoran pajak sektor usaha ikut merosot.

"Indonesia ini pertumbuhan ekonominya masih sangat tergantung pada barang-barang komoditas. Sampai saat ini termasuk misalnya CPO, batu bara, ini kan barang-barang komoditas yang value added-nya tidak lebih besar daripada produk-produk manufaktur," ucap Danang dalam Program Profit CNBC Indonesia, dikutip Selasa (2/7/2024).

Danang mengatakan, dampak paling jelas dari turunnya aktivitas industri di dalam negeri ialah semakin merosotnya setoran pajak saat ini. Setoran Pajak Penghasilan atau PPh badan saja telah anjlok drastis per Mei 2024, terkontraksi hingga minus 35,7% secara neto, berbalik arah dari catatan pada periode yang sama pada tahun lalu yang tumbuh 24,8%.

Di sisi lain, Danang melanjutkan, tak berjalanannya industrialisasi hingga kini juga tercermin dari terus merosotnya kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik Indonesia. Pada tahun 2002, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB mencapai 32%, namun kini hanya menjadi 18,3% pada 2022.

Pada 2023 pun kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB juga masih stagnan di kisaran 18%, yakni 18,67%. Namun, hingga kuartal I-2024 mulai ada peningkata sedikit dengan distribusi industri manufaktur atau pengolahan terhadap struktur PDB menjadi sebesar 19,28%.

"Para ekonom sudah sudah sering mengeluhkan hal itu, mengingatkan pemerintah sejak 15 tahun yang lalu pertumbuhan kontribusi manufaktur pada PDB itu di 29%, saat ini tinggal 12-16%. Artinya terjadi proses yang disebut dengan deindustrialisasi itu," tutur Danang.

Tak heran, aktivitas manufaktur Indonesia terjun bebas ke level terendah dalam 13 bulan pada Juni 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, Senin (1/7/2024) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia jatuh ke 50,7 pada Juni 2024 di tengah maraknya tren gulung tikar di sejumlah industri padat karya, dan banjir PHK terjadi di mana-mana.

Indeks itu pun lebih rendah dibandingkan Mei 2024 yakni 52,1. Indeks bahkan menjadi yang terendah sejak Mei 2023 atau 13 bulan terakhir terakhir meski masih di level ekspansif, dan PMI manufaktur Indonesia ini sudah melandai dalam tiga bulan beruntun. Penurunan PMI Manufaktur pada Juni 2024 sebesar 2,7% adalah yang terdalam sejak September 2023 (turun 2,9%).

Berdasarkan catatan Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) tren tutupnya industri terjadi terutama di sektor tekstil dan produk dari tekstil atau TPT dengan jumlah 36 perusahaan tekstil menengah besar yang tutup dan 31 pabrik lainnya melakukan PHK karena efisiensi sejak 2019.

Seiring dengan itu, Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan pada periode Januari-Mei 2024 mencatat terdapat 27.222 orang tenaga kerja di Indonesia yang telah terdampak PHK. Dibanding periode yang sama tahun lalu, jumlah korban PHK meningkat 48,48%. Sebab, pada catatan Januari-Mei 2023 jumlah tenaga kerja yang ter PHK 18.333 orang.

Sayangnya, data pemerintah itu tak menggambarkan sektor mana yang paling banyak terjadi PHK. Meski begitu, mengutip data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), PHK di sektor industri itu saja telah mencapai 10.800 tenaga kerja, per Mei 2024.

Besarnya gelombang PHK itu menurut Danang membuat daya beli masyarakat makin melemah saat ini, lantaran sumber pendapatan rutin bulanan mereka hilang. Akibatnya, fenomena deflasi atau turunnya harga-harga barang terjadi secara beruntun dua bulan terakhir.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2024, indeks harga konsumen atau IHK mengalami deflasi sebesar 0,08% secara bulanan atau month to month (mtm). Data ini turun makin dalam bila dibandingkan deflasi per Mei 2024 yang sebesar 0,03% mtm.

"Mengingat juga industri padat karya melepaskan atau mem PHK begitu banyak puluhan ribu karyawan dalam dua tahun terakhir. Sehingga, karyawan yang kehilangan pekerjaan otomatis mereka daya belinya melemah karena mereka bergeser menjadi tenaga kerja informal," kata Danang.

Bank Dunia atau World Bank pun telah mengingatkan pemerintahan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas sektor industri. Dalam pandangan Bank Dunia, industrialisasi Indonesia terus melambat dan sangat terkonsentrasi ke sektor tertentu. Produktivitas tenaga kerja Indonesia juga sangat rendah dibandingkan negara lain.

Hal ini disampaikan dalam laporan yang dirilis pada Juni 2024 berjudul Unleashing Indonesia's Business Potential. Dalam laporan itu, Bank Dunia menyebut manufaktur Indonesia semakin terkonsentrasi kepada sektor yang berbasis komoditas. Sektor-sektor yang menciptakan rantai pasok global justru kurang tergarap.

Terdapat empat tantangan struktural yang menjadi sorotan utama Bank Dunia, yakni peningkatan konsentrasi di sektor manufaktur tertentu, perlambatan dalam mengurangi disparitas pendapatan regional, pertumbuhan upah yang lebih lemah dan meningkatnya ketimpangan sejak pandemi COVID-19, serta mobilitas geografis yang terbatas dari angkatan kerja sehingga sulit untuk mencocokkan pekerja dengan pekerjaan.

Industrialisasi merupakan kunci dan senjata utama bagi sebuah negara untuk menjadi negara maju. Pasalnya, industri yang maju tidak hanya mendongkrak pendapatan dan memberi nilai tambah tetapi membuka kesempatan terbukanya lapangan kerja di sektor formal.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: RI Digerogoti Penyakit Dutch Disease, Bappenas Ungkap Bahayanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular